kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di balik kereta cepat ada beton buatan WTON


Selasa, 15 Maret 2016 / 08:14 WIB
Di balik kereta cepat ada beton buatan WTON


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, kinerja PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) masih melambat. Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini diperkirakan bakal berbalik arah dan mencatatkan kinerja yang lebih positif.

Tahun lalu, laba bersih WTON anjlok 47% menjadi Rp 173,9 miliar. Laba bersih ini 10% lebih rendah dari prediksi konsensus. Penurunan laba bersih seiring penurunan pendapatan 19% menjadi Rp 2,65 triliun.

Arief Budiman, Analis Ciptadana Securities, mengatakan, meski laba bersih tertekan, nilai realisasi kontrak baru WTON tahun lalu masih on track. Sepanjang tahun 2015, kontrak baru WTON tercatat Rp 3,5 triliun. Ini karena ada kenaikan permintaan pada kuartal IV dari proyek infrastruktur pemerintah.

Tahun ini WTON yakin, nilai kontrak baru bisa mencapai Rp 4 triliun dengan kontrak carry over Rp 1,7 triliun. Alhasil target total nilai kontrak tahun ini mencapai Rp 5,7 triliun atau naik 28% dibanding tahun lalu Rp 4,4 triliun.

"Kinerja WTON masih akan membaik, dengan target nilai kontrak baru yang lebih tinggi," ujar Arief, Senin (14/3).

Perekonomian yang mulai kondusif bakal turut mengerek kinerja perseroan. Apalagi, pemerintah mulai mendorong sejumlah proyek infrastruktur yang sempat tertunda. Awal tahun ini, nilai kontrak baru WTON mulai tumbuh.

Maria Renata, Analis UOB Kay Hian Securities, dalam riset 11 Maret 2015 mengatakan, tahun ini WTON akan mendapat sejumlah kontrak dari induknya, WIKA. Misalnya proyek high speed railway Jakarta-Bandung yang nilainya antara Rp 7 triliun hingga Rp 8 triliun.

Memang, proyek ini masih menanti kejelasan dari pemerintah. "Sehingga, jika proyek ini tertunda, akan ada dampak risiko untuk kinerja WTON tahun ini," ujar Maria. Kebutuhan beton proyek high speed railway ini besar.

WTON berencana membangun mobile plant dekat proyek high speed railway untuk mengakomodasi kebutuhan beton. Kapasitasnya bisa mencapai 400.000 -500.000 ton per tahun dan membutuhkan investasi sekitar Rp 500 miliar hingga Rp 600 miliar.

Aditya Sastrawinata, Analis Mandiri Sekuritas, mengatakan, tingginya nilai kontrak peralihan atau carry over dari tahun lalu akan mendorong kinerja WTON tahun ini. Karena itulah, Aditya menaikkan target pendapatan dan laba bersih WTON.

Manajemen WTON menargetkan pendapatan naik 50,9% menjadi Rp 4 triliun dengan target pertumbuhan laba 73,4% menjadi Rp 300 miliar. Hitungan Aditya, pendapatan WTON bisa mencapai Rp 3,6 triliun dengan laba bersih Rp 293 miliar.

Menurut Maria, pendapatan WTON hanya akan naik menjadi Rp 3,4 triliun dan laba bersih Rp 272 miliar. Sementara Arief memprediksi, pendapatan WTON sebesar Rp 3 triliun dengan laba bersih Rp 269 miliar tahun ini. Sementara target kontrak baru WTON menurut Arief akan naik menjadi Rp 3,8 triliun.

"Kami yakin, WTON akan mencapai gross margin yang lebih tinggi pada tahun 2016-2017 sebesar 14,8%-14,7%, dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 12,4%," ujarnya.

Arief meningkatkan target harga saham WTON dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.100 per saham dengan rekomendasi buy. Maria masih merekomendasikan hold dengan target harga Rp 910. Aditya mengatakan, meski memprediksi WTON akan membaik dengan kuat pada 2016, valuasi PE ratio 2016 sebesar 29 kali lebih premium 50% ketimbang BUMN konstruksi.

Ini mencerminkan valuasi saham WTON yang mahal. Sehingga ia merekomendasikan neutral dengan target Rp 1.030.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×