Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas stabil pada perdagangan Rabu (25/6), setelah sempat melemah sehari sebelumnya akibat membaiknya selera risiko investor menyusul tercapainya gencatan senjata antara Iran dan Israel.
Saat ini, perhatian pasar bergeser ke data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pekan ini.
Melansir Reuters, harga emas spot tercatat nyaris tidak berubah di level US$ 3.326,89 per ons troi pada pukul 15.23 WIB. Sementara itu, harga emas berjangka AS naik tipis 0,2% ke level US$ 3.341,40 per ons.
Baca Juga: Harga Emas Bergerak Liar, Gencatan Senjata Israel-Iran Berlanjut
"Meredanya ketegangan di Timur Tengah membuat permintaan aset safe haven seperti emas menurun. Namun, ketidakpastian terkait masa depan program nuklir Iran kemungkinan akan membuat investor tetap mempertahankan sebagian alokasi emasnya," kata Giovanni Staunovo, analis dari UBS.
Gencatan senjata yang ditengahi Presiden AS Donald Trump antara Iran dan Israel hingga Rabu masih bertahan, setelah kedua negara mengisyaratkan berakhirnya serangan udara di antara mereka sehari sebelumnya.
Di sisi lain, indeks dolar AS masih kesulitan pulih, seiring investor yang mulai berani mengambil risiko lebih besar pasca meredanya konflik.
Pelemahan dolar cenderung membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lain.
Baca Juga: Tren Bearish Harga Emas Berpotensi Berlanjut, Jadi Momentum untuk Masuk?
Sebuah laporan terbaru menunjukkan bahwa bank sentral global mulai mempertimbangkan diversifikasi cadangan devisa dari dolar AS ke emas, euro, dan yuan China, di tengah meningkatnya ketidakpastian geopolitik.
Secara historis, emas menjadi pilihan utama sebagai lindung nilai dalam masa ketidakpastian dan umumnya berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah.
Pasar kini menantikan rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I AS pada Kamis, serta indeks belanja konsumsi pribadi (PCE) pada Jumat (27/6), indikator inflasi pilihan utama The Fed.
"Jika data PCE lebih rendah dari perkiraan, tekanan terhadap The Fed untuk memangkas suku bunga akan semakin kuat dan ini akan menopang harga emas," ujar Staunovo.
Baca Juga: Pergerakan Harga Emas Masih Lambat, Ini Sebabnya
Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya menyampaikan kepada Kongres bahwa tarif impor yang lebih tinggi dapat mulai memicu inflasi pada musim panas ini.
Sementara itu, data lain menunjukkan kepercayaan konsumen AS pada Juni menurun, mencerminkan kekhawatiran terhadap prospek pasar tenaga kerja.
Adapun logam mulia lainnya turut terkoreksi. Harga perak turun 0,2% ke US$ 35,85 per ons troi, platinum melemah 0,6% ke US$ 1.308,60, dan palladium terkoreksi 0,5% ke US$ 1.061,25.
Selanjutnya: Jumlah di Pipeline Terus Menyusut, BEI Buka Potensi Revisi Target IPO untuk 2025
Menarik Dibaca: Cuaca Besok (26/6) di Banten, Tangerang Diguyur Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News