kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Data Neraca Perdagangan Hingga Sentimen AS Bikin Rupiah Melemah Selasa (15/10/2024)


Selasa, 15 Oktober 2024 / 18:39 WIB
Data Neraca Perdagangan Hingga Sentimen AS Bikin Rupiah Melemah Selasa (15/10/2024)
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (11/10/2024). Mata uang rupiah melemah 0,15% dalam sehari menjadi Rp 15.588 per dolar AS pada perdagangan Selasa (15/10/2024).


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali terdepresiasi pada sesi akhir perdagangan hari Selasa (15/10). Mengutip Bloomberg, rupiah melemah 0,15% dalam sehari menjadi Rp 15.588 per dolar AS. 

Di sisi lain berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah justru menguat 0,16 secara harian ke level Rp 15.555 per dolar AS.   

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin, menilai pada hari Selasa rupiah mengukir pelemahan terbatas terhadap dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Menguat Pekan Ini, Cermati Katalis Pendorongnya

Adapun rupiah sempat menguat di awal pembukaan seiring dengan pemanggilan kandidat kabinet Presiden Terpilih Prabowo Subianto pada tanggal 20 Oktober akan dilantik. 

Pemanggilan Menteri Keuangan Sri Mulyani berhasil menderek rupiah menguat di sesi awal, namun tidak berlangsung lama. 

Sementara sampai akhir rupiah terdepresiasi karena laporan kinerja perdagangan September yang memicu potensi pelebaran defisit transaksi berjalan pada kuartal III-2024.

"Ekspor yang lesu mengindikasikan permintaan global yang masih belum pulih. Pada saat yang sama, kinerja impor juga lebih anjlok mencerminkan dampak kelesuan permintaan dunia usaha dan daya beli masyarakat di tengah kontraksi manufaktur tiga bulan terakhir," ujar Nanang kepada KONTAN, Selasa (15/10). 

Baca Juga: Bank Indonesia dan Bank of Japan Perpanjang Perjanjian Bilateral Swap Arrangement

Alhasil, meski nilai surplus neraca dagang pada September melampaui perkiraan pasar namun secara kuartalan menunjukkan penurunan tajam. Pada kuartal III-2024 nilai surplus neraca dagang US$ 6.53 miliar, turun dari posisi surplus kuartal II-2024 sebesar US$ 8.04 miliar.

Nanang bilang bahwa angka tersebut menandakan pelebaran defisit transaksi berjalan menjadi US$ 4.25 miliar atau turun 1,1% dari Produk Domestik Bruto pada kuartal III, lebih lebar dibanding kuartal sebelumnya yang hanya turun 0.88% dari PDB. 

Ibrahim Assuaibi, Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka menambahkan faktor eksternal pergerakan rupiah adalah serangkaian data AS yang menunjukkan ekonominya tetap tangguh dan hanya sedikit melambat. 

Pasar global juga masih melihat perkembangan prospek pemangkasan suku bunga yang kemungkinan tidak seagreaif sebelumnya, dipicu data inflasi yang cenderung stabil. 

Dari China, pembacaan ekonomi yang lemah merusak sentimen terhadap negara tersebut. Data pada hari Senin menunjukkan neraca perdagangan China tumbuh kurang dari yang diharapkan karena pertumbuhan ekspor melambat tajam. 

Baca Juga: Peran Sukuk Negara dalam Pembangunan Indonesia: Sebuah Pencapaian Dekade Terakhir

"Selain itu, pengumuman langkah-langkah stimulus fiskal baru dari Beijing juga hanya memberikan dukungan singkat, mengingat pemerintah membuat investor menginginkan beberapa rincian penting," kata Ibrahim dalam riset, Selasa (15/10). 

Nanang memproyeksi rupiah besok akan diwarnai dengan sentimen pertemuan Rapat Dewan Gubernur BI mengenai suku bunga acuan. Menurutnya BI kemungkinan akan memangkas suku bunga hanya 25 basis poin. 

Sedangkan Deposit Facility Rate pun diperkirakan terpangkas menjadi 5.25% dari 5.00%. Sementara Lending Facility Rate juga diperkirakan turun menjadi 6.50% dari 6.75%.

Baca Juga: Kurs Rupiah Berbalik Melemah ke Rp 15.573 Per Dolar AS, Selasa (15/10)

Oleh sebab itu, besok, Rabu (16/10), Nanang memprediksi rupiah berada pada di kisaran Rp 15.480 - Rp 15.660 per dolar AS. Sedangkan Ibrahim memprediksi mata uang akan ditutup menguat pada rentang Rp 15.530 - Rp 15.630 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×