kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.488.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.585   -20,00   -0,13%
  • IDX 7.627   67,30   0,89%
  • KOMPAS100 1.187   13,71   1,17%
  • LQ45 949   10,88   1,16%
  • ISSI 230   2,18   0,96%
  • IDX30 486   4,48   0,93%
  • IDXHIDIV20 583   5,85   1,01%
  • IDX80 135   1,50   1,12%
  • IDXV30 141   0,16   0,11%
  • IDXQ30 162   1,45   0,91%

Rupiah Berpotensi Menguat Pekan Ini, Cermati Katalis Pendorongnya


Selasa, 15 Oktober 2024 / 16:08 WIB
Rupiah Berpotensi Menguat Pekan Ini, Cermati Katalis Pendorongnya
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (11/10/2024). Pada akhir perdagangan Selasa (15/10) rupiah ditutup melemah 0,15% ke Rp 15.589 per dolar AS. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana asing berpotensi kembali melirik Indonesia sebagai tujuan investasi. Fundamental ekonomi yang positif hingga kepercayaan pada calon kabinet baru menjadi pendorongnya.

Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalita Situmorang menyebutkan asing berpotensi kembali melirik Indonesia, menyusul fundamental ekonomi yang positif. Teranyar, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut di bulan September 2024, mencapai US$ 3,26 miliar, meningkat dari US$ 2,89 miliar di bulan Agustus.

Nilai ekspor mencapai US$ 22,08 miliar, tumbuh 6,44% secara tahunan (year on year/YoY). Sementara nilai impor Indonesia pada September 2024 mencapai US$ 18,82 miliar, tumbuh 8,55% YoY.

Secara kumulatif, kinerja ekspor Januari-September 2024 tumbuh 0,32% c-to-c, didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas sebesar 0,3% YoY, meskipun ekspor migas mengalami kontraksi sebesar -0,8% YoY. Ini menandai surplus neraca perdagangan Indonesia selama 52 bulan berturut-turut.

Baca Juga: Kurs Rupiah Berbalik Melemah ke Rp 15.573 Per Dolar AS, Selasa (15/10)

"Berlanjutnya surplus perdagangan diharapkan menjadi katalis positif bagi pertumbuhan PDB Indonesia ke depannya, apalagi di tengah antisipasi terhadap arah kebijakan suku bunga global dan domestik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (15/10).

Dus, dengan dana asing yang masuk ke Indonesia juga diharapkan dapat mendorong nilai tukar rupiah. Maklum, belakangan ini rupiah tertekan dengan rebound dolar Amerika Serikat (AS).

"Untuk jangka pendek ini juga kami melihat ada efek dari kepercayaan asing akan pelantikan kabinet baru, khususnya Sri Mulyani," sebutnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia, data transaksi 7–10 Oktober 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 2,84 triliun. Terdiri dari jual neto sebesar Rp 4,47 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp 4,37 triliun di pasar SBN, dan jual neto sebesar Rp 2,73 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Dengan demikian, Hosianna memperkirakan rupiah akan bergerak menguat di Rp 15.500 per dolar AS pekan ini. Hanya saja dengan catatan Bank Indonesia menahan suku bunganya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 15-16 Oktober.

"Jika diturunkan, rupiah bisa ke Rp 15.700 per dolar AS," imbuhnya.

Adapun mengutip Bloomberg, pada perdagangan Selasa (15/10) rupiah ditutup melemah 0,15% ke Rp 15.589 per dolar AS.

 

Selanjutnya: Sederet Pekerjaan Rumah Menanti Calon Menteri Bidang Ekonomi di Pemerintahan Probowo

Menarik Dibaca: 16 Jenis Serum Hanasui dan Manfaatnya untuk Kulit, Kulit Berjerawat Bisa Pakai!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×