kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Data ekonomi AS positif, harga minyak ditutup menguat tipis pada Kamis (15/4)


Jumat, 16 April 2021 / 06:20 WIB
Data ekonomi AS positif, harga minyak ditutup menguat tipis pada Kamis (15/4)


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah menguat ke level tertinggi dalam empat minggu pada sesi sebelumnya. Sentimen positif datang dari data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang positif dan perkiraan permintaan yang lebih tinggi dari International Energy Agency (IEA) dan OPEC ketika negara-negara mulai pulih dari pandemi Covid-19.

Kamis (15/4), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juni 2021 ditutup naik 0,5% menjadi US$ 66,94 per barel. Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2021 ditutup menguat 0,5% ke US$ 63,46 per barel.

Penguatan tersebut menambah keuntungan bagi kedua harga minyak acuan ini, setelah melesat hampir 5% pada akhir perdagangan Rabu (14/4) silam. 

Level yang dicapai kali ini menjadi penutupan tertinggi untuk kedua benchmark sejak 17 Maret lalu dan menempatkan kedua kontrak naik untuk hari keempat berturut-turut. Ini jadi kenaikan terlama sejak Februari.

"Minyak mulai terhubung kembali dengan pergerakan saham yang kuat dengan bantuan lebih lanjut dari melemahnya dolar AS," kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

Penjualan ritel AS rebound lebih dari yang diharapkan pada bulan Maret karena masyarakat di Negeri Paman Sam menerima stimulus bantuan pandemi. Selain itu, program vaksinasi Covid-19 memungkinkan ekonomi mulai kembali bangkit. 

Baca Juga: Harga minyak masih dalam tren naik setelah naik 5%, tapi waspadai penguatan dolar AS

Data dan pendapat optimistis dari beberapa perusahaan membantu mendorong bursa saham AS. Bahkan indeks S&P 500 dan Dow Jones mencetak rekor tertinggi baru, yang mendukung harapan rebound ekonomi yang lebih luas.

Sementara itu, dolar AS berada di jalur untuk melemah ke level terendah dalam empat minggu terhadap sekeranjang mata uang. The greenback yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, yang menurut para pedagang membantu mendukung harga minyak mentah.

"Kenaikan hari Rabu sedikit berlebihan, tetapi dibangun dengan alasan yang valid, karena beberapa laporan profil tinggi memperkirakan pertumbuhan permintaan untuk bagian kedua tahun ini dan karena stok minyak mentah di AS mengejutkan para pedagang dengan penarikan yang cukup signifikan," kata Bjornar Tonhaugen, Head of Oil Market Rystad Energy.

"Hari ini pasar mempertahankan keuntungan ini, hanya mengurangi buih dari antusiasme minggu ini," kata Tonhaugen.

IEA dan OPEC pada pekan ini membuat revisi ke atas untuk perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun 2021. Di mana IEA kerek proyeksi permintaan menjadi 5,7 juta barel per hari (bpd) dan OPEC jadi 5,95 juta bpd.

Di sisi lain, persediaan minyak mentah AS turun 5,9 juta barel pekan lalu. Data pemerintah menunjukkan, stok minyak mentah di East Cost juga jatuh ke rekor terendah.

Disiplin pasokan dan ekonomi rebound diatur untuk memberikan minyak kesempatan untuk keluar dari kisaran baru-baru ini, analis di Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah laporan.

"Kami tetap positif pada minyak Brent yang memperkirakan melaju ke US$ 80 per barel pada kuartal ketiga dengan pemulihan permintaan jangka pendek dan disiplin pasokan," kata bank itu.

Baca Juga: Harga minyak mentah naik ke level tertinggi sebulan, gara-gara IEA dan OPEC

Terlepas dari semua berita ekonomi bullish, beberapa pedagang energi mencatat kenaikan harga minyak kemungkinan akan dibatasi oleh rencana OPEC untuk mengurangi pengurangan produksi mulai bulan depan.

OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, setuju untuk mengembalikan produksi sekitar 2 juta barel per hari (bph) selama tiga bulan ke depan.

Sementara itu, AS memberlakukan sanksi yang luas terhadap Rusia untuk menghukumnya atas tuduhan campur tangan dalam pemilu AS tahun 2020, peretasan dunia maya, penindasan terhadap Ukraina, dan tindakan "fitnah" lainnya.

Selanjutnya: Wall Street ciamik, indeks Dow Jones dan S&P 500 cetak rekor tertinggi lagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×