kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga minyak masih dalam tren naik setelah naik 5%, tapi waspadai penguatan dolar AS


Kamis, 15 April 2021 / 19:48 WIB
Harga minyak masih dalam tren naik setelah naik 5%, tapi waspadai penguatan dolar AS
ILUSTRASI. Ilustrasi harga minyak. REUTERS/Angus Mordant/File Photo


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia kembali mencatat tren naik. Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) yang turun dan permintaan minyak yang naik jadi penyebab kenaikan harga. 

Berdasarkan Bloomberg, Kamis (15/4), harga minyak WTI kontrak Mei 2021 terkoreksi 0,25% ke US$ 62,98 per barel. Meski menurun, harga minyak dalam sepekan sebelumnya naik signifikan 5,67%. 

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan harga minyak dalam tren naik karena persediaan minyak dari Administrasi Informasi Energi (EIA) turun 5,9 juta barel di pekan lalu. Kompak, American Pertoleum Institute (API) juga melaporan cadangan minyak negeri paman sam turun 3,61 juta barel di pekan lalu. 

Saat cadangan minyak menurun, permintaan minyak justru diproyeksikan naik. 

Faisyal mengatakan EIA dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memproyeksikan permintaan minyak di semester II-2021 akan meningkat seiring proses vaksinasi yang terus berjalan di berbagai negara. 

Melansir laporan Goldman Sachs di Reuters, harga minyak jenis Brent diperkirakan berada di level US$ 80 per barel pada kuartal III-2021. 

Baca Juga: Harga minyak mentah naik ke level tertinggi sebulan, gara-gara IEA dan OPEC

Sementara OPEC memproyeksikan permintaan naik 70.000 barel per hari dari perkiraan bulan lalu dan permintaan global kemungkinan naik 5,95 juta barel per hari di tahun ini. 

Namun, Faisyal mengatakan penguatan harga minyak berpotensi terhambat bila dolar AS terus menguat. 

Selain itu, pelaku pasar juga masih menantikan hasil akhir dari konflik Iran dan AS yang masih terus berlangsung. Faisyal memproyeksikan jika sikap AS terhadap Iran melonggar maka Iran berpotensi menambah produksi minyak. Dampaknya, harga minyak berpotensi menurun. 

"Deal antara AS dan Iran berpotensi jadi sentimen negatif bagi harga minyak karena suplai bisa meningkat dan harga turun," kata Faisyal. 

Sepekan ke depan Faisyal memproyeksikan harga minyak berpotensi bergerak di rentang US$ 60 per barel hingga US$ 64 per barel. 

Faisyal menyarankan investor bisa lakukan buy on dips dan menanti perkembangan negosiasi AS-Iran serta pergerakan dollar AS yang menjadi mata uang dari transaksi komoditas ini. 

Selanjutnya: Usai ditutup naik hampir 5%, harga minyak mentah kompak melemah pada pagi ini (15/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×