kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,44   -4,07   -0.44%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana Kelolaan Industri Reksadana Naik menjadi Rp 508.10 Triliun Per Mei 2023


Minggu, 11 Juni 2023 / 14:27 WIB
Dana Kelolaan Industri Reksadana Naik menjadi Rp 508.10 Triliun Per Mei 2023
ILUSTRASI. AUM reksadana sebesar Rp 508.10 triliun pada Mei 2023 atau bertambah sekitar Rp 7,71 triliun dari bulan April 2023.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana terpantau meningkat di bulan Mei 2023. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AUM reksadana sebesar Rp 508.10 triliun pada Mei 2023 atau bertambah sekitar Rp 7,71 triliun dari bulan April 2023 yang berada di posisi Rp 500.38 triliun.

Catatan ini mengangkat kembali dana kelolaan industri reksadana, setelah tiga bulan menurun. Reksadana sempat naik di Januari 2023 dari posisi Desember 2023 yang sebesar Rp 508,18 triliun, sebelum akhirnya turun pada Februari hingga April 2023.

Analis Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengamati, naiknya AUM reksadana secara bulanan utamanya ditopang oleh jenis pasar uang dan pendapatan tetap. Hal tersebut seiring dengan moncernya kinerja kelas aset yang mendasari, terutama jenis pendapatan tetap.

Baca Juga: Persoalan Dapen BUMN Terus Bergulir, Ini Instrumen Investasi yang Kerap Bermasalah

Peningkatan AUM reksadana pasar uang terpantau merupakan yang tertinggi selama bulan Mei 2023. Dana kelolaan reksadana pasar uang naik sekitar Rp 2.78 triliun menjadi Rp 79.13 triliun, sementara AUM reksadana pendapatan tetap bertambah sekitar Rp 1.27 triliun menjadi Rp 148.59 triliun pada Mei 2023.

“Reksadana merupakan instrumen paling konservatif yang menjadi tujuan investor untuk mendiversifikasikan aset di tengah volatilitas yang masih sangat tinggi,” kata Fajar kepada Kontan.co.id, Sabtu (10/6).

Hanya saja, Fajar melihat dana kelolaan dan unit penyertaan sejatinya masih mencatatkan pertumbuhan negatif secara year to date (YtD). Hal tersebut karena menurunnya kinerja kelas aset yang mendasari, terutama jenis reksadana saham. Meskipun ada jenis reksadana yang mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan dan unit penyertaan, terutama jenis pendapatan tetap.

Baca Juga: Manajer Investasi dan Reksadana yang Tancap Gas

Menurut Fajar, masih ada potensi perbaikan dana kelolaan dan unit penyertaan hingga akhir tahun ini, terutama pada kelas aset reksadana jenis saham, setelah mengalami penurunan cukup dalam di bulan-bulan sebelumnya. Namun demikian, tingkat volatilitasnya diperkirakan masih akan tinggi.

Reksadana jenis pendapatan tetap akan terus melanjutkan tren positifnya karena melandainya angka inflasi dan ekspektasi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI), di tengah tanda-tanda pelemahan daya beli. Kelas aset pendapatan tetap bakal ditopang oleh kinerja Surat Utang Negara (SUN) yang mencatatkan penurunan yield ke level terendah sejak 2 tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×