kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.430   0,00   0,00%
  • IDX 7.618   3,14   0,04%
  • KOMPAS100 1.065   5,05   0,48%
  • LQ45 805   1,84   0,23%
  • ISSI 256   1,72   0,68%
  • IDX30 416   0,88   0,21%
  • IDXHIDIV20 476   -0,82   -0,17%
  • IDX80 120   0,62   0,51%
  • IDXV30 123   0,46   0,37%
  • IDXQ30 133   0,19   0,15%

Menengok Prospek Aliran Dana Asing yang Kembali Masuk ke Pasar Saham


Selasa, 29 Juli 2025 / 20:20 WIB
Menengok Prospek Aliran Dana Asing yang Kembali Masuk ke Pasar Saham
ILUSTRASI. Di semester II 2025, aliran dana asing ke pasar saham berpotensi bisa masuk lebih besar jika sejumlah sentimen positif mendukung.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran dana asing kembali masuk ke pasar saham dalam sepekan terakhir. Di semester II 2025, aliran dana asing ke pasar saham berpotensi bisa masuk lebih besar jika sejumlah sentimen positif mendukung.

Aliran dana asing tercatat masuk Rp 680,39 miliar di pasar reguler dan Rp 92,91 miliar di seluruh pasar dalam sepekan terakhir. 

Sayangnya, dana asing kembali tercatat keluar Rp 448,53 miliar di pasar reguler dan Rp 420,74 miliar di seluruh pasar pada Selasa (29/7/2025).

Jika melihat sejak awal tahun, aliran dana asing juga masih tercatat keluar Rp 43,98 triliun di pasar reguler dan Rp 59,61 triliun di seluruh pasar.

Dalam sepekan terakhir, PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan net buy paling besar, yaitu Rp 715,29 miliar di seluruh pasar. 

Lalu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dibeli asing Rp 530,02 miliar dalam sepekan, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dibeli asing Rp 271,5 miliar. Kemudian,  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 249,01 miliar, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp 194,92 miliar.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,04% ke 7.617 pada Selasa (29/7), PGEO, BRPT, MEDC Top Gainers LQ45

Di sisi lain, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dilego asing paling banyak, yaitu Rp 664,12 miliar di seluruh pasar dalam sepekan terakhir.

Kemudian, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dilepas asing Rp 547,11 miliar, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dijual Rp 355,62 miliar, PT Sentul City Tbk (BKSL) dijual Rp 125,67 miliar, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dilepas Rp 79,38 miliar.

Yang Jual Lebih Banyak

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan, beberapa investor asing sebenarnya sudah mulai membeli saham-saham perbankan dalam dua pekan terakhir. Sayangnya, investor asing yang melakukan aksi jual lebih banyak.

Dalam sepekan terakhir, aksi jual asing tampak mereda lantaran mereka sudah tak lagi punya ataupun sudah minim kepemilikan saham pada emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurut Budi, aksi jual asing akan mereda dan pasar saham mencatatkan net buy sampai kembali ada sentimen negatif.

“Sampai ada berita atau rumor negatif tentang fundamental yang muncul di pasar, seperti laba emiten di kuartal II yang tidak sesuai harapan,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (29/7/2025).

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, salah satu faktor meningkatnya net buy asing berasal dari deretan saham yang initial public offering (IPO) di bulan Juli. Seperti, pergerakan saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) dan PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) yang melonjak.

“CDIA saat ini sudah tembus berhasil mencapai saham dengan kapitalisasi pasar top 15,” ujar Arjun kepada Kontan, Selasa (29/7/2025).

Selain itu, kesepakatan tarif impor Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) dan pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) menjadi sentimen positif yang mendorong kenaikan harga saham di Juli 2025.

“Pasar saham yang undervalued juga mendorong sentimen inflow asing yang juga membantu mendongkrak harga saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),” kata Arjun.

Baca Juga: IHSG Hanya Naik Tipis Saat Jual Bersih Asing Membesar, Selasa (29/7)

Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan melihat, arus masuk dana asing belakangan ini bisa dibaca sebagai sinyal awal bahwa valuasi saham-saham big cap domestik mulai kembali menarik bagi investor global. 

Setelah periode outflow asing yang cukup dalam akibat ketidakpastian global dan domestik, investor asing tampaknya mulai melakukan akumulasi terbatas pada saham-saham berfundamental kuat. Terutama, yang sudah terkoreksi cukup dalam sejak awal tahun 2025. 

“Namun, secara umum, positioning asing masih cenderung hati-hati atau wait and see, mengingat sentimen global masih cukup rapuh, terutama menjelang keputusan The Fed dan potensi repricing ekspektasi suku bunga AS,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (29/7).

Prospek dan Rekomendasi Saham

Arjun melihat, aliran dana asing ke pasar saham di semester II bisa membaik selama sentimen positif menyelimuti pasar global. Seperti, berkurangnya tensi geopolitik global dan masalah Tarif Trump tak lagi dianggap ancaman.

“Perkiraannya bisa lebih baik dibandingkan semester I 2025 yang tercatat negatif (net sell),” ujarnya.

Menurut Arjun, emiten blue chip dengan likuiditas tinggi mulai kembali jadi pilihan para investor asing. Terutama, yang valuasi sahamnya masih menarik alias undervalued.

Emiten perbankan buku empat, ANTM, TLKM, UNTR, dan ASII dilihat akan menjadi pilihan favorit para investor asing ke depan.

Arjun pun merekomendasikan beli untuk saham ASII dengan target harga terdekat di Rp 5.250 - Rp 5.300 per saham. Investor bisa cut loss jika harga ASII ditutup di bawah Rp 4.800 per saham.

Felix melihat, dengan mulai rilisnya kinerja keuangan semester I dan tren pemulihan aktivitas konsumsi serta investasi di dalam negeri, ada peluang bahwa arus dana asing bisa membaik di semester II 2025. 

Terlebih, jika data makro domestik tetap solid, nilai tukar rupiah dengan dolar AS stabil, dan imbal hasil surat berharga negara (SBN) cukup atraktif dibanding regional. 

Baca Juga: IHSG Ditutup Naik, Cermati Saham Rekomendasi Analis untuk Rabu (30/7)

Sentimen positif juga bisa datang dari kocok ulang indeks MSCI pada Agustus nanti. Rebalancing MSCI secara historis sering menjadi katalis masuknya aliran dana asing, terutama pada saham-saham dengan peningkatan bobot dalam indeks global tersebut.

Sektor yang berpeluang dilirik investor asing di sisa tahun ini meliputi perbankan besar, yaitu BBRI, BBCA, BMRI. Lalu, sektor telekomunikasi terutama TLKM, otomotif dan konsumsi terutama ASII dan ICBP, serta sektor energi dan infrastruktur selektif. 

Emiten BUMN juga berpotensi menjadi pintu masuk, karena persepsi stabilitas dan relasi yang erat dengan agenda pembangunan nasional. “Namun, emiten konglomerasi juga tetap menarik karena likuiditas dan diversifikasi bisnisnya,” kata Felix.

Budi melihat, yang akan menjadi penggerak aliran masuk dana asing ke pasar saham domestik adalah bergabungnya sejumlah emiten di Bursa ke indeks global. Termasuk, saat rebalancing indeks MSCI pada Agustus 2025.

Berbeda dengan Ekky dan Arjun, Budi melihat emiten konglomerasi dengan kapitalisasi pasar besar justru akan lebih dilirik oleh investor asing di semester II 2025.

Investor asing juga tak terpaku pada sektor favorit, tetapi lebih ke kinerja dan kapitalisasi pasar dari emiten.

“Yang penting big caps untuk (dilirik) investor institusi asing dan sahamnya di-back up oleh konglomerasi yang mereka percaya akan komitmen dan tata kelolanya,” paparnya.

Dengan kondisi saat ini dan proyeksi aliran dana asing di semester II, Budi pun melihat IHSG bisa saja menyentuh di level 7.900 - 8.000 di akhir tahun 2025.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham ASII ada di level support di Rp 4.980 per saham dan resistance Rp 5.150 per saham. Herditya merekomendasikan buy on weakness untuk ASII dengan target harga Rp 5.200 - Rp 5.275 per saham.

Selanjutnya: Ubah Mobil Pribadi Jadi Taksi Online, Industri Asuransi Otomotif Ingatkan Hal Ini

Menarik Dibaca: Promo Richeese Factory Paket Pengajar Senin-Kamis, 2 Firewings + Nasi Rp 22.000-an

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×