Reporter: Aurelia Felicia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan total dana kelolaan reksadana alias asset under management (AUM) pada bulan Maret 2023 sebesar Rp 5,19 triliun dari bulan Februari 2023 dilihat sebagai akibat dari redemption.
Melansir laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total dana kelolaan reksadana di bulan Maret 2023 sebesar Rp 504,17 triliun. Angka tersebut turun dari total dana kelolaan reksadana pada bulan Februari 2023 yang sebesar Rp 509,36 triliun.
Dari capaian bulan Maret 2023 yang sebesar Rp 504,17 triliun, reksadana pendapatan tetap yang mencatatkan dana kelolaan sebesar Rp 144,06 triliun atau 28,58%.
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, penurunan kinerja reksadana saham pada bulan Maret 2023 disebabkan oleh sentimen negatif dari bursa global. Salah satunya adalah bangkrutnya beberapa bank regional di Amerika Serikat (AS), seperti Silicon Valley Bank (SVB).
“Krisis kepercayaan bank juga melanda Credit Suisse yang akhirnya membuat bank itu diambil alih oleh UBS membuat market Indonesia menjadi bergejolak,” ujar dia kepada Kontan, Senin (10/4).
Baca Juga: AUM Reksadana Turun pada Bulan Maret, Ini Penyebabnya
Gejolak pasar tersebut, kata Reza, membuat banyak investor asing memilih untuk berinvestasi pada aset safe haven.
“Hal itu tercatat dari data OJK, yaitu AUM produk Fixed Income Fund yang paling tinggi,” papar dia.
Reza melihat, tren reksadana justru akan gemilang jika investor melakukan dollar cost average (DCA) atau cicil beli saat market sedang koreksi.
“Ini momentum yang baik untuk equity fund (reksadana saham), karena ke depannya harusnya sentimen dari global mengenai agresifnya The Fed menaikkan suku bunga sudah cukup mereda,” kata dia.
Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga, Kinerja Reksadana Pasar Uang Menguat pada Kuartal I
Menurut Reza, dengan sentimen global, pihaknya menyarankan para investor untuk melakukan top up berkala atau DCA, sehingga bisa menghasilkan perkembangan AUM keseluruhan pada HPAM.
Reza mengatakan, kenaikan AUM di HPAM didominasi oleh reksadana equity fund, yaitu Ekuitas Syariah berkah, yang juga menjadi produk andalan HPAM yang mencatat historical per akhir Desember 2022 hingga 27%.
“Untuk target AUM hingga akhir tahun adalah nett growth Rp 2 triliun dengan imbal hasil yang tidak kalah dari tahun 2022,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News