kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana Kelolaan Industri Reksadana Kembali Turun pada Februari, Ini Penyebabnya


Jumat, 10 Maret 2023 / 19:52 WIB
Dana Kelolaan Industri Reksadana Kembali Turun pada Februari, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Ilustrasi investasi reksadana. KONTAN/Muradi/2020/03/10


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana terpantau menurun di Februari 2023. Penurunan ini seiring menurunnya kinerja kelas aset reksadana.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan reksadana sebesar Rp 509.368 triliun di Februari 2023 atau berkurang sekitar Rp 3,34 triliun dari bulan Januari 2023 yang berada di posisi Rp 512.707 triliun.

Catatan ini kembali membawa tren penurunan AUM pada industri reksadana, seperti di tahun 2022. Padahal, AUM reksadana sempat naik di Januari 2023 dari posisi Desember 2023 yang sebesar Rp 508,18 triliun.

Analis Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mencermati bahwa penurunan AUM reksadana, lebih disebabkan oleh lesunya kinerja aset kelas yang mendasari jenis reksadana tersebut, terutama jenis saham dan pendapatan tetap.

Baca Juga: Bank Muamalat Catat Dana Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh 20 Kali Lipat di 2022

Data Infovesta menunjukkan bahwa kinerja reksadana pasar uang berhasil tumbuh 0,28% dari bulan sebelumnya pada Februari 2023. Reksadana pendapatan tetap terpantau alami koreksi tipis 0,02%, disusul reksadana campuran dan reksadana saham yang masing-masing terkoreksi 0,12% dan 0,19% di secara bulanan.

"Hal ini seiring dengan sentimen ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang kembali akan agresif ke depannya," jelas Fajar kepada Kontan.co.id, Jumat (10/3).

Selain itu, penurunan dana kelolaan reksadana terkena imbas dari rilis data ekonomi terbaru AS yang masih cukup solid dan sentimen tingkat inflasi akan tetap tinggi.

Menurut Fajar, turunnya dana kelolaan reksadana pasar uang di saat kenaikan kinerja disebabkan oleh perilaku investor yang mencairkan dananya, mengingat ada momen bulan puasa dan Lebaran dalam waktu dekat. 

Terlebih, masih minimnya tingkat suku bunga deposito yang menjadi underlying aset reksadana pasar uang, sehingga investor lebih mengalihkan ke instrumen lain, salah satunya reksadana campuran. 

Sementara, turunnya dana kelolaan reksadana saham dan pendapatan tetap karena memang kinerja investasi yang merosot sepanjang bulan Februari.

Tak dapat dipungkiri, Fajar menjelaskan bahwa berkurangnya dana kelolaan reksadana masih dipicu adanya perpindahan dana dari institusi asuransi ke Kontrak Pengelolaan Dana (KPD).

Hal tersebut berkaitan dengan Surat Edaran (SE) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (SEOJK PAYDI). SEOJK PAYDI atau disebut pula unitlink tersebut melarang penempatan pada beberapa jenis reksadana dan juga membatasi investasi pada pihak terafiliasi.

Baca Juga: Kinerja Reksadana Campuran Minus pada Februari 2023, Simak Sentimennya

Kendati demikian, Fajar menilai bahwa seharusnya dana kelolaan reksadana bakal berjalan positif untuk ke depannya. Sebab, prospek ekonomi Indonesia di tahun ini dianggap masih menarik.

AUM reksadana pendapatan tetap diproyeksikan tumbuh optimal di tahun ini, seiring dengan ekspektasi pasar terhadap puncak kenaikan suku bunga dan inflasi baik dari global, maupun domestik. 

Begitu pula dengan dana kelolaan pada kelas aset reksadana saham dinilai berpotensi naik di tengah masih solidnya fundamental ekonomi dan emiten terkait. Serta, sentimen positif tahun kampanye politik dan hilirisasi sektor industri logam dan kendaraan listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×