kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China disebut tak cocok masuk MSCI Emerging Market


Senin, 03 September 2018 / 21:30 WIB
China disebut tak cocok masuk MSCI Emerging Market
ILUSTRASI. Bursa Asia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masuknya saham China dalam indeks MSCI Emerging Market dinilai kurang tepat, mengingat indeks tersebut hanya diperuntukkan bagi saham-saham negara berkembang atau emerging market. Sedangkan China, cenderung masuk kategori negara advanced.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai masuknya China ke indeks MSCI tidak terlalu cocok. "Dan tentu ini enggak terlalu bagus bagi indeks saham kita juga," kata Hans kepada Kontan, Senin (3/9).

Apalagi, dengan masuknya saham China ke indeks MSCI akan menyebabkan bobot saham di negara lain akan berkurang. Artinya, akan ada sell off di beberapa negara lain dengan masuknya China ke MSCI Emerging Market.

"Pasti kita terpengaruh, karena nanti orang akan menjual (sell off). Apalagi, MSCI jadi patokah internasional, sehingga kemungkinan akan ada penjualan saham ketika ada balancing portofolio atau perubahan indeks di MSCI," jelasnya.

Sebagai informasi, penerbit indeks global MSCI Inc. menambahkan saham China ke indeks pasar negara berkembang tahap kedua pada hari Senin ini, mengikuti debut pada bulan Juni. Investor asing mengantre masuk ke kelas aset China.

Berdasarkan perkiraan tidak resmi MSCI yang dikutip dari Reuters menunjukkan, inklusi dua tahap saham China ke dalam indeks Emerging Market MSCI ini akan menggiring arus masuk sekitar US$ 17 miliar ke bursa saham China. Tetapi setelah tahap kedua minggu depan, bobot saham A China diperkirakan masih hanya terdiri dari 0,8% indeks pasar negara berkembang.

Sejak tahap pertama keikutsertaan saham China di MSCI, jumlah investor asing di China telah melonjak sekitar 30%, menurut data bursa, di tengah volatilitas pasar yang tericu oleh memburuknya hubungan perdagangan Tiongkok-AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×