Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (14/8/2025) ditutup menguat 0,49% ke level 7.931
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tasrul Tannar memperkirakan secara teknikal IHSG masih berada dalam tren naik jangka pendek. Pada Jumat (15/8/2025), pergerakannya akan berada dalam rentang 7.841,53,10 - 8.019,50.
IHSG berada dalam tren naik jangka pendek dengan slope sebesar 30,67 dan r-squared 0,864 yang menunjukkan kekuatan arah pergerakan cukup konsisten. Volatilitas harga tercatat moderat pada standar deviasi 1,50, sementara level resistance terdekat berada di 7,978.22 (+0,59%) dan 8,019.50 (+1,11%). Di sisi bawah, support berada di 7,889.23 (-0,53%) dan 7,841.53 (-1,13%) yang menjadi batas penting untuk menjaga momentum bullish. Indikator momentum menunjukkan kondisi yang sangat overbought, dengan MFI di 99,98, RSI di 99,48, dan CMO di 98,97. Angka ini mengindikasikan tekanan beli yang ekstrem dan berpotensi memicu aksi ambil untung dalam waktu dekat. Sementara itu, W%R di -23,45 mengonfirmasi bahwa harga berada di area atas dari range perdagangan terkini, mendekati level jenuh beli meskipun belum sepenuhnya menyentuh ekstrem -20.
Secara teknikal, tren kenaikan IHSG masih kuat, namun posisi indikator yang ekstrem memberi sinyal risiko pullback jangka pendek. Apabila resistance terdekat dapat ditembus dengan volume yang kuat, peluang penguatan menuju 8,019,50 terbuka. Namun, kegagalan mempertahankan level support 7,889,23 dapat memicu koreksi yang lebih dalam ke 7,841,53 sehingga manajemen risiko menjadi kunci di fase ini.Critical level di 7,841.
Baca Juga: Tren Penguatan IHSG Diproyeksi Berlanjut, Simak 5 Saham Pilihan untuk Jumat (15/8)
Selain memberikan rekomendasi teknikal IHSG, Tasrul juga memberikan rekomendasi teknikal untuk beberapa saham. Berikut rinciannya :
1. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR)
ADMR berada dalam tren naik jangka menengah dengan slope 2.70 dan r-squared 0.743, yang menunjukkan tren cukup konsisten meski tidak sekuat saham dengan r-squared di atas 0.8. Beta 1.152 menandakan volatilitas ADMR sedikit lebih tinggi dibanding IHSG, dengan standar deviasi 1.13 yang mencerminkan fluktuasi harga moderat. Level resistance terdekat berada di 1,075 (+2,38%) dan 1,105 (+5,24%), sementara support penting di 1,025 (-2,38%) dan 995 (-5,24%). Dari sisi volume dan harga, Price Volatility Ratio 2.50 menunjukkan fluktuasi harga relatif terkendali, namun Volume Volatility Ratio yang tinggi di 5.69 mengindikasikan adanya pergerakan volume yang signifikan, berpotensi sebagai sinyal awal perubahan tren. Korelasi 0.84 terhadap pasar cukup tinggi, yang berarti pergerakan
ADMR cenderung searah dengan indeks acuan. Namun, indikator momentum seperti MFI 0.72 dan RSI 0.75 berada pada level moderat, menandakan belum ada kondisi jenuh beli atau jenuh jual yang ekstrem. Sementara itu, W%R di -81.94 dan CMO di -98.50 menunjukkan tekanan jual cukup kuat dalam beberapa sesi terakhir, mengindikasikan bahwa harga saat ini berada di dekat batas bawah range perdagangan. Hal ini membuka peluang untuk potensi rebound teknikal jika support dapat bertahan, namun jika ditembus, tren koreksi dapat berlanjut. Kombinasi tren menengah yang positif dengan sinyal jangka pendek yang lemah membuat manajemen risiko dan konfirmasi sinyal menjadi kunci sebelum melakukan entry.Cut loss level di 990.
Pada akhir perdagangan Jumat (15/8/2025), saham ADMR dibuka di level Rp 1.050 per saham.
Support : Rp 995
Resistance : Rp 1.105
Rekomendasi : Buy on Weakness
2. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
PGEO berada dalam tren naik jangka pendek dengan slope 10.98 dan r-squared 0.890, menunjukkan arah pergerakan harga yang kuat dan konsisten. Beta 1.116 mengindikasikan volatilitas sedikit di atas rata-rata pasar, dengan standar deviasi 1.6 yang menandakan fluktuasi harga cukup moderat. Level resistance terdekat berada di 1,570 (+1,95%) dan 1,605 (+4,22%), sementara support berada di 1,505 (-2,27%) dan 1,470 (-4,55%) yang menjadi batas teknikal penting dalam mempertahankan momentum bullish. Dari sisi volume dan harga, Price Volatility Ratio sebesar 2.83 menunjukkan pergerakan harga yang relatif stabil, namun Volume Volatility Ratio di 3.71 menandakan adanya kenaikan aktivitas transaksi yang signifikan, berpotensi menjadi pemicu kelanjutan tren. Korelasi 0.89 terhadap pasar menunjukkan pergerakan PGEO cenderung mengikuti arah indeks. Indikator momentum seperti MFI 1.74 dan RSI 22.20 berada di area rendah, menandakan saham mendekati level jenuh jual dan membuka potensi technical rebound. Namun, W%R di -68.09 dan CMO di -55.60 memperlihatkan tekanan jual yang masih cukup besar dalam jangka pendek, meskipun belum mencapai titik ekstrim oversold. Kondisi ini menunjukkan peluang bagi investor untuk memanfaatkan potensi pembalikan harga jika level support mampu bertahan. Kombinasi tren naik yang masih terjaga dengan momentum teknikal yang melemah memerlukan konfirmasi sinyal pembalikan sebelum entry, sehingga manajemen risiko menjadi aspek penting di fase ini. Cut loss level di 1,470.
Pada akhir perdagangan Kamis (14/8/2025), saham PGEO ditutup di level Rp 1.540 per saham.
Support : Rp 1.470
Resistance : Rp 1.605
Rekomendasi : Buy on weakness
3. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)
TOBA berada dalam tren naik jangka pendek dengan slope 12.17, namun r-squared 0.718 menunjukkan kekuatan tren tidak sepenuhnya konsisten. Beta yang tinggi di 2.591 mengindikasikan volatilitas TOBA lebih dari dua kali lipat pergerakan pasar, sehingga pergerakan harga relatif agresif. Standar deviasi 1.07 menandakan fluktuasi harian cukup moderat, dengan level resistance terdekat di 1,090 (+2,83%) dan 1,120 (+5,66%), sementara support berada di 1,030 (-2,83%) dan 1,000 (-5,66%). Dari sisi dinamika harga dan volume, Price Volatility Ratio yang tinggi di 8.84 menunjukkan pergerakan harga yang signifikan dalam periode pendek, sedangkan Volume Volatility Ratio 3.55 mengindikasikan aktivitas transaksi di atas rata-rata.
Korelasi 0.89 terhadap pasar menunjukkan pergerakan TOBA cenderung mengikuti arah IHSG. Indikator momentum seperti MFI 18.14 dan RSI 23.44 berada di area jenuh jual (oversold), yang membuka peluang untuk technical rebound jika didukung konfirmasi sinyal pembalikan. Namun, W%R di -74.21 dan CMO di -53.12 memperlihatkan tekanan jual yang masih dominan meski mulai mendekati titik pantul potensial. Kondisi ini membuat area support 1,030–1,000 menjadi kunci dalam menentukan arah selanjutnya. Jika support ini bertahan, peluang rebound menuju resistance 1,090 dan 1,120 cukup terbuka. Sebaliknya, tembusnya support dapat memicu koreksi lebih dalam, sehingga manajemen risiko menjadi sangat penting.Cut loss level di 2,170.
Pada akhir perdagangan Kamis (15/8/2025), saham TOBA dibuka di level Rp 1.060 per saham.
Support : Rp 1.000
Resistance : Rp 1.120
Rekomendasi : Buy on weakness
Selanjutnya: Profit 24,12% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Banget (15 Agustus 2025)
Menarik Dibaca: Harga Emas Antam Merosot Tajam Hari Ini Jumat 15 Agustus 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News