Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun dalam empat perdagangan beruntun. Berkubang di zona merah, IHSG pun balik ke level 6.600.
IHSG terjun 94,43 poin atau ambles 1,40% ke level 6.648,14 pada perdagangan kemarin (10/2). Jika diakumulasi secara year to date, IHSG sudah anjlok sedalam 6,10%.
Head of Investment Heksa Solution Insurance Agung Ramadoni mengamati pelemahan signifikan IHSG merupakan kombinasi dari faktor eksternal dan domestik. Sentimen utama adalah kekhawatiran terhadap kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, di mana pasar masih mencermati kelanjutan dan efek dari perang dagang.
Sentimen lainnya adalah penguatan dolar AS yang membuat rupiah terkapar, hingga menembus level Rp 16.000-an sebagai new normal. Selain itu, Agung menyoroti kondisi ekonomi dalam negeri dan laporan keuangan emiten yang sejauh ini cenderung di bawah ekspektasi pasar.
"Laporan keuangan tahun 2024 dari big banks yang masih belum terlalu bagus mengindikasikan perekonomian Indonesia yang tidak baik-baik saja," kata Agung kepada Kontan.co.id, Senin (10/2).
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Pilihan untuk Perdagangan Hari Ini (11/2)
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila menambahkan, investor juga mengamati kondisi ekonomi Indonesia. Inflasi Januari yang turun ke level 0,76% menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia masih lesu.
"Jadi secara makro pun belum ada sentimen yang bisa menopang market dengan kuat. IHSG masih lesu karena terlihat investor masih wait and see sentimen-sentimen eksternal," imbuh Indy.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan sepakat, investor tampak wait and see mencermati ketidakpastian ekonomi global akibat perang tarif. Pada saat yang sama, minim katalis positif dari dalam negeri.
Apalagi saham-saham konglomerasi yang biasanya mampu menopang IHSG, kini ikut bertumbangan. Ekky pun mengamati kondisi saat ini berbeda dengan pelemahan IHSG pada kuartal IV-2024. Kala itu, terjadi arus dana keluar (capital outflow) investor asing yang juga signifikan.
Namun, penurunan IHSG masih bisa tertahan oleh akumulasi investor lokal, terutama pada saham konglomerasi.
"Tapi kondisi sekarang, investor domestik pun bingung, emiten apa yang bisa dibeli? market belum menarik, investor masih wait and see atau memindahkan dana investasinya," terang Ekky.
Proyeksi IHSG
Dalam situasi saat ini, Ekky menaksir IHSG masih akan volatile pada area 6.550 - 6.800 untuk perdagangan Selasa (10/2). Sedangkan secara teknikal, Indy memprediksi IHSG akan menguji support 6.500 dan resistance di 6.875 pada perdagangan hari ini.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menaksir IHSG masih berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 6.580 – 6.820. "Potensi penguatan terbuka, tapi tetap hati-hati," ungkap Nico.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova melihat secara teknikal indikator MACD menunjukkan adanya momentum bearish. IHSG dapat melanjutkan tren turun hingga level 6.355, apabila menembus di bawah 6.496.
Namun selama tidak menembus level tersebut, IHSG berpeluang rebound. Ivan menghitung, support penting IHSG saat ini berada di level 6.480 dan 6.355. Sementara level resistance berada di area 6.745 dan 6.896.
Dalam situasi pasar saat ini, Agung menyarankan trading plan dengan strategi buy on weakness pada saham-saham yang sudah terkoreksi dan mencapai jenuh jual, seperti di saham perbankan.
Pilihan lain ada di saham sektor teknologi seperti PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Sedangkan Indy menyematkan rekomendasi trading buy untuk saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Berikut trading plan untuk ketiga saham tersebut:
1. BMRI:
- Support: Rp 5.000
- Resistance: Rp 5.900
- Target harga: Rp 6.100.
2. ASII:
- Support: Rp 4.420
- Resistance: Rp 4.760
- Target harga: Rp 5.025.
3. INDF:
- Support: Rp 7.200
- Resistance: Rp 7.800
- Target harga: Rp 8.300
Rekomendasi saham dari Pilarmas Investindo Sekuritas:
1. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)
- Harga penutupan: Rp 7.000
- Support: Rp 6.350
- Resistance: Rp 7.275
- Target harga: Rp 7.200.
2. PT Indika Energy Tbk (INDY)
- Harga penutupan: Rp 1.595
- Support: Rp 1.495
- Resistance: Rp 1.650
- Target harga: Rp 1.635.
3. PT Pyridam Farma Tbk (PYFA)
- Harga penutupan: Rp 224
- Support: Rp 216
- Resistance: Rp 246
- Target harga: Rp 244.
Rekomendasi saham dari Binaartha Sekuritas:
1. PT XL Axiata Tbk (EXCL)
- Rekomendasi: Trading Buy, pertimbangkan harga Rp 2.260 - Rp 2.280
- Support: Rp 2.260
- Resistance: Rp 2.350; Rp 2.430.
2. INDF
- Rekomendasi: Hold
- Support: Rp 7.375
- Resistance: Rp 8.300 dan Rp 8.575.
3. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
- Rekomendasi: Hold
- Support: Rp 360
- Resistance: Rp 400; Rp 416.
4. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
- Rekomendasi: Buy on Weakness pada rentang harga Rp 970 - Rp 990
- Support: Rp 965
- Resistance: Rp 1.100; Rp 1.115.
5. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
- Rekomendasi: Hold
- Support: Rp 2.590
- Resistance: Rp 2.840; Rp 3.100.
Selanjutnya: Cek Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing Saat IHSG Kembali Ambruk di Awal Pekan
Menarik Dibaca: Promo Paket Spesial Golden Lamian 10-12 Februari 2025, Ada 5 Paket Mulai Rp 30.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News