kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cermati IHSG Saat di Tengah Penurunan Kinerja dan Sentimen Negatif


Rabu, 12 Juni 2024 / 05:30 WIB
Cermati IHSG Saat di Tengah Penurunan Kinerja dan Sentimen Negatif
ILUSTRASI. Karyawan?melintas dekat grafik neon simbol perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (6/5). KONTAN/Cheppy A Muchlis


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

Namun, saham lain juga ikut memberatkan kinerja IHSG hari ini. Di antaranya adalah kinerja BBNI, BBRI, ASII, TLKM, BMRI, PTRO, SMGR, dan GOTO yang melemah sejak pekan lalu.

“Beberapa emiten di atas juga sudah mengalami aksi jual asing sejak beberapa minggu lalu. Sebanyak delapan dari 10 saham berkapitalisasi pasar besar juga harganya sudah turun sejak pekan lalu,” ungkapnya.

Budi melihat, kinerja IHSG bisa menuju ke level 6.500 hingga akhir Juni 2024. Bahkan, bisa lebih rendah jika mekanisme FCA tidak dibatalkan atau direvisi. “Banyak investor yang juga malas bertransaksi di pasar saham akibat berlakunya mekanisme FCA,” tuturnya.

Baca Juga: Saham Sektor Industri Belum Berenergi, Cermati Rekomendasi Analis Berikut Ini

Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada melihat, masih adanya sejumlah sentimen negatif membuat pelaku pasar cenderung beralih dari saham ke instrumen lain, seperti obligasi.

“Para investor bisa juga cenderung masih wait and see dengan kondisi yang ada,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (11/6).

Menurut Reza, salah satu kriteria FCA membuat ada kesan pembatasan jika terdapat kenaikan kerja pada suatu saham. Kriteria yang dimaksud adalah "Dikenakan penghentian sementara perdagangan efek selama lebih dari 1 hari bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan" 

“Ini mungkin yang membuat pelaku pasar tidak banyak bertransaksi. Mereka khawatir ketika terjadi kenaikan harga, maka nanti saham tersebut bisa disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan masuk ke FCA,” paparnya.

Di sisi lain, sentimen global yang mempengaruhi kinerja IHSG adalah belum adanya kejelasan akan hasil rapat FOMC. “Sentimen dari dalam negeri dengan adanya pelemahan nilai tukar rupiah mempengaruhi ritme pasar,” tuturnya.

Baca Juga: IHSG Melemah, Cermati Saham-Saham Favorit Asing Selama Sepekan Terakhir

Reza mengaku belum dapat memastikan akan seperti apa kinerja IHSG hingga akhir Juni 2024. Sebab, pergerakan IHSG saat ini berhubungan dengan persepsi dan asumsi dari pelaku pasar.  “Artinya, sentimennya lebih ke psikologis pelaku pasar dalam melihat kondisi yang ada,” tuturnya.

Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus melihat, hari ini memang aliran dana asing tercatat keluar, sehingga kinerja IHSG melemah. Para investor lari ke instrumen safe haven, seperti emas dan dolar AS.

“Asing juga tercatat melego saham-saham perbankan hari ini, seperti BBRI, BBCA, BBNI, dan BMRI,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (11/6).



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×