kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Cermati Rekomendasi Saham dan Prospek Bumi Serpong Damai (BSDE) di Semester II-2025


Jumat, 01 Agustus 2025 / 10:34 WIB
Cermati Rekomendasi Saham dan Prospek Bumi Serpong Damai (BSDE) di Semester II-2025
ILUSTRASI. Para analis memberikan rekomendasi saham, target harga dan prospek Bumi Serpong Damai (BSDE) usai rilis kinerja semester I-2025


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengalami penurunan di semester I-2025. Di mana, pendapatan dan laba bersih BSDE kompak turun di periode Januari-Juni 2025.

Pendapatan usaha BSDE tercatat Rp 6,39 triliun per semester I 2025. Ini turun 13,01% dari pendapatan usaha per semester I 2024 yang sebesar Rp 7,34 triliun.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih BSDE sebesar Rp 1,28 triliun sepanjang Januari-Juni 2025, turun 44,79% yoy dari Rp 2,33 triliun.

Per semester I 2025, BSDE juga mencatatkan pendapatan prapenjualan alias marketing sales sebesar Rp 5,08 triliun. Capaian ini merepresentasikan 51% dari target prapenjualan yang ditetapkan di tahun 2025, yaitu sebesar Rp 10 triliun.

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih Bumi Serpong Damai (BSDE) Turun pada Semester I-2025

Raihan itu juga menunjukkan tren pertumbuhan sebesar 5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang mana sebesar Rp 4,84 triliun pada semester I 2024.

Hermawan Wijaya, Direktur BSDE mengatakan, pertumbuhan di akhir kuartal II 2025 ditopang oleh penjualan dari segmen hunian dan komersial di berbagai proyek township BSDE. “Segmen hunian menyumbang Rp2,19 triliun, atau sekitar 43% dari total prapenjualan,” katanya dalam keterangan resmi tanggal 24 Juli 2025.

Research Analyst Panin Sekuritas, Aqil Triyadi mengatakan, penjualan tanah dan bangunan BSDE  turun 14,2% yoy menjadi Rp 5,1 triliun di akhir semester II. Namun, angka itu terjadi perbaikan jika dibandingkan kuartal I yang terdapat kendala dari mundurnya hand-over secara seasonality yang lebih lambat pada momentum lebaran.

“Pendapatan recurring income seperti sewa, hotel, pengelolaan gedung, jalan tol, dan lainnya juga terjadi pelemahan menjadi Rp 843 miliar, dengan kontribusi 13% ke pendapatan total semester I 2025,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (31/7).

Analis Maybank Sekuritas Indonesia, Kevin Halim dan Jeffrosenberg Chenlim melihat, penjualan kavling tanah (land plot) mengimbangi prapenjualan residensial yang lebih lemah di kuartal II 2025, yang dipengaruhi oleh kondisi makro yang lemah dan terbatasnya peluncuran produk baru.

Selain itu, BSDE masih memiliki neraca keuangan yang kuat dan cadangan lahan luas, yaitu lebih dari 2.000 hektar (ha) di BSD City, yang diakuisisi dengan biaya rendah.

“Hal itu memungkinkan fleksibilitas bagi BSDE untuk menyesuaikan produk dan mempertahankan marketing sales,” kata mereka dalam riset tanggal 25 Juli 2025.

Baca Juga: Bakal Garap Proyek Baru, Intip Rekomendasi Saham BSDE

Meskipun mengalami penurunan kinerja per semester I, Hermawan sempat menyampaikan bahwa BSDE optimistis dalam meraih target kinerja tahun 2025. Keyakinan itu juga diperkuat oleh penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) menjadi 5,25%.

BSDE optimistis penurunan BI-Rate akan berdampak langsung pada suku bunga KPR dan mendorong permintaan properti.

“Optimisme kami diperkuat oleh portofolio proyek kami yang tersebar di lokasi strategis dan tren makroekonomi yang mendukung,” katanya.

Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata melihat, BSDE masih akan menghadapi sejumlah tantangan di semester II. Seperti, penurunan daya beli masyarakat, likuiditas perbankan, serta ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.

Namun, insentif PPN-DTP yang diperpanjang hingga akhir 2025 dan potensi pemangkasan  kembali suku bunga BI sebesar 25–50 basis poin (bps) nanti bisa menjadi faktor positif.  Sehingga, target marketing sales BSDE sebesar Rp 10 triliun juga masih realistis.

“Strategi yang dijalankan bisa dari peluncuran produk baru, promosi agresif, pemanfaatan insentif PPN-DTP, serta ekspansi proyek melalui joint venture, seperti Nava Park dan Hiera di BSD City,” katanya kepada Kontan, Kamis (31/7).

Selain itu, rencana joint venture (JV) PT Karunia Sinar Mentari (KSM) dalam menggarap proyek hunian premium di Kota Wisata Cibubur juga bakal mendorong kinerja BSDE.

Asal tahu saja, PT KSM adalah anak usaha BSDE yang memegang 51%  saham dalam proyek kerjasama dengan Sinarmas Land HK, entitas BSDE di Hongkong. Konsorsium ini akan menggarap proyek pembangunan kawasan premium senilai Rp 2,8 triliun di Kota Wisata Cibubur.

Proyek berkonsep serupa milik BSDE, seperti Nava Park dan Hiera, sudah terbukti menyumbang signifikan terhadap penjualan perseroan. Di kuartal I 2025, keduanya menjadi kontributor utama ke pendapatan.

 

“Penambahan produk premium di Cibubur akan memperluas pangsa pasar segmen menengah ke atas (premium), memperkuat diversifikasi, dan meningkatkan margin,” paparnya.

Aqil melihat, ada sejumlah sentimen positif yang mendorong kinerja BSDE di semester II. Yaitu, peluncuran produk baru yang cukup agresif dan potensi pemangkasan suku bunga BI.

Kedua sentimen itu sama-sama bisa menumbuhkan marketing sales di semester II, baik di segmen ruko maupun hunian.

“Namun, masih ada perlambatan daya beli di properti pada tahun 2025 seiring IHPR yang melambat dalam beberapa kuartal terakhir,” paparnya.

Aqil pun merekomendasikan beli untuk BSDE dengan target harga Rp 1.000 per saham.

Halim dan Chenlim melihat, BSDE masih memiliki proyeksi penjualan lahan sebesar sekitar Rp3,3 triliun kepada Mitbana untuk proyek Hiera dan sekitar Rp 2,5 triliun kepada Astraland untuk proyek Nava Park 2.

Baca Juga: Bumi Serpong Damai (BSDE) Catat Marketing Sales Rp 5,08 Triliun per Semester I 2025

Transaksi tersebut akan meningkatkan saldo kas BSDE menjadi Rp 14 triliun. Penjualan lahan joint venture (JV) itu nanti dapat meningkatkan level kas BSDE menjadi sekitar Rp 14 triliun, yang setara sekitar 80% dari kapitalisasi pasar, sehingga bisa memperkuat neraca keuangannya.

BSDE pun berencana menggunakan dana tersebut untuk mengembangkan Fase 3 BSD City andalannya. “Penjualan lahan ini akan terealisasi secara bertahap, yang akan mendukung pra-penjualan BSDE dalam beberapa tahun mendatang,” kata mereka.

Maybank Sekuritas Indonesia pun merekomendasikan beli untuk BSDE dengan target harga Rp 1.050 per saham dalam 12 bulan mendatang.

Selanjutnya: Liverpool Bidik Marc Guehi, Tolak Mahar Rp870 Miliar yang Dipatok Crystal Palace

Menarik Dibaca: Promo HokBen Friday Deals Tiap Jumat, Paket Makan Berdua Cuma Rp 29.000-an Per Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×