Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan pendapatan semester pertama mencapai Rp 27,11 triliun, turun 3,10% secara tahunan atau year on year (YoY). Sedangkan laba sebesar Rp 2,33 triliun atau turun 14,6% YoY.
“Kinerja ISAT di semester II-2025 berpotensi tumbuh stabil seiring peningkatan trafik data, efisiensi pasca-merger, serta kenaikan rata – rata pendapatan per pengguna (ARPU) dari pelanggan berkualitas,” ujar Sukarno Alatas, Senior Riset Kiwoom Sekuritas kepada Kontan, Selasa (5/8).
Sukarno menyebut, tantangan utama ISAT berasal dari persaingan tarif yang ketat, kebutuhan capital expenditure (capex) atau belanja modal tinggi untuk pengembangan jaringan. Serta risiko pelemahan daya beli yang bisa menekan margin.
“Sentimen yang perlu dicermati mencakup regulasi spektrum 5G, fluktuasi nilai tukar terhadap utang US dollar, serta tekanan inflasi domestik yang memengaruhi konsumsi data,” ucap Sukarno.
Baca Juga: Kinerja Keuangan Turun Semester i-2025, Cek Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)
Sementara itu, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila mengatakan, secara rasio keuangan, margin profitabilitas ISAT tertekan terutama dari penurunan net income growth. Lalu beban operasional yang tinggi juga. Lalu investor akan menanti dari sisi pemulihan rata – rata pendapatan per pengguna (ARPU) seluler.
“Akan ada sisi kompetisi dari harga untuk paket data dengan kompetitor sehingga dikhawatirkan akan berpengaruh ke penurunan pelanggan dan penurunan margin juga,” terang Indy kepada Kontan, Selasa (5/8/2025).
Indy menambahkan sentimen yang perlu diperhatikan untuk mencermati kinerja ISAT di semester dua adalah dari sisi makroekonomi yang juga perlu dipantau.
Hal ini karena potensi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia bisa menstimulus pengeluaran regular dan ARPU. Lalu persaingan dengan kompetitor karena ada kekhawatiran tekanan akan pricing atau harga.
Steven Gunawan, Analis KB Valbury Sekuritas dalam risetnya 1 Agustus 2025 memproyeksikan laba bersih ISAT tahun 2025 tumbuh 4,1% yoy menjadi Rp 5,1 triliun. Dengan marjin bersih sedikit membaik menjadi 8,9% dari 8,8% pada tahun 2024.
Sedangkan, pendapatan ISAT diproyeksi menjadi Rp 57,3 triliun, yang menyiratkan pertumbuhan 2,6% yoy, sejalan dengan target manajemen.
Menurut Sukarno, saham ISAT masih berpeluang menguat hingga akhir 2025 didukung efisiensi berkelanjutan dan monetisasi layanan data. Sukarno merekomendasikan hold saham ISAT dengan target harga Rp 2.400 per saham.
Sementara Indy merekomendasikan hold ISAT dengan target harga Rp 2.500 per saham. Adapun, Steven merekomendasikan beli ISAT dengan target harga Rp 2.500 per saham.
Selanjutnya: Ditutup Menguat, Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Rabu (6/8)
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Besok, Rabu 6 Agustus 2025: Keuangan dan Karier Leo Bersinar Terang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News