Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Nico menambahkan, ada empat faktor yang perlu diperhatikan pelaku pasar saat ingin mengail cuan dari aksi buyback. Yaitu kombinasi dari kesiapan dana emiten, kondisi fundamental, valuasi saham, serta analisa teknikal untuk menangkap sinyal beli.
"Apakah momentum buyback senada dengan pola teknikal yang mengindikasikan time to buy? jika semua kondisi terpenuhi maka investor bisa time to buy dan bisa memaksimalkan cuan dari aksi korporasi ini," terang Nico.
Baca Juga: Pendapatan Naik, Laba Medco Energi (MEDC) Justru Turun 8,9% di Kuartal I-2023
Saran Nico, pelaku pasar bisa mulai membidik sahamnya setelah emiten mengumumkan akan menggelar buyback. Investor bisa mulai sigap mengambil posisi sebelum periode buyback berlaku.
"Harapannya akan ada uptrend lanjutan setelah itu, terlebih didukung dengan beberapa indikator lainnya seperti fundamental dan teknikal oke, serta valuasi murah," tambah Nico.
Sementara itu, William menilai sebaiknya mulai menjaring saham pada saat periode buyback berlaku. Hanya saja, makin lama periode buyback, dampak terhadap pergerakan konsolidasi harga juga akan semakin lama.
Sedangkan Martha mengingatkan agar investor tidak perlu tergesa-gesa mengejar jika harga sudah naik terlalu tinggi. Apalagi masa buyback berlaku cukup panjang. "Tetap pantau dan usahakan mendapat harga yang rendah menggunakan analisa teknikal," ungkapnya.
Rekomendasi Saham
Dari sejumlah emiten yang sedang dan akan menggelar buyback, Martha menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham BBNI dan MTEL. Kondisi harga, kinerja dan prospek bisnis menjadi pertimbangannya.
Sukarno turut menjagokan saham BBNI dan MTEL. Selain kedua saham itu, Sukarno menilai saham NISP dan MEDC menarik secara fundamental, prospek kinerja dan valuasi. Kemudian, BBRI dan SILO juga prospektif untuk dicermati.
Dilihat dari pergerakan harganya, William memilih saham BBRI, NISP, SILO dan MEDC. Sedangkan Nico menyarankan saham perbankan, dengan rekomendasi buy untuk BBRI [target harga Rp 5.700], BBNI [target harga Rp 9.400] dan NISP [target harga Rp 1.150].
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News