Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks saham di Asia mayoritas ditutup datar (flat) dengan kecenderungan turun pada hari perdagangan pertama di tahun 2024. Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang melemah 0,6% setelah mencatatkan kenaikan 4,5% selama bulan Desember 2023.
Sentimen investor tertekan oleh data Manufacturing purchasing managers’ index (PMI) China dan juga gempa bumi kuat di bagian tengah Jepang yang sempat mengganggu layanan kereta api.
Selain itu, sejumlah indeks di Asia memang rentan koreksi setelah mencatatkan kinerja yang solid di tahun 2023, di tengah semakin besarnya spekulasi bahwa bank sentral AS, yakni Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan di awal 2024.
Sinyal mengenai pemangkasan suku bunga ini akan diberikan antara lain oleh rilis data pasar tenaga kerja (Non-Farm Payrolls) AS untuk bulan Desember akhir pekan ini
Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Rabu (2/1)
Rilis data Manufacturing PMI hari ini memperlihatkan pelemahan lebih lanjut pada aktivitas sektor manufaktur di Asia bulan lalu, seiring dengan lesunya pemulihan ekonomi China yang menghambat bangkitnya permintaan.
Ekonomi yang berorientasi berat pada teknologi masih berada dalam tekanan, terlihat dari data Manufacturing PMI Korea Selatan yang kembali mengalami kontraksi dengan turun ke level 49,9 dari level 50,0 dan data Manufacturing PMI Taiwan memperpanjang kontraksi menjadi 19 bulan beruntun.
Data Caixin Manufacturing PMI China secara tak terduga mengalami akselerasi di bulan Desember, naik ke level 50,8 dari level 50,7. Hal ini bertolak belakang dengan data resmi Manufacturing PMI yang bertahan di teritori kontraksi selama tiga bulan beruntun.
Data Manufacturing PMI juga memperlihatkan aktivitas sektor manufaktur di Malaysia dan Vietnam yang tetap berada di teritori kontraksi.
Dari dalam negeri, data S&P Global Manufacturing PMI Indonesia naik ke level 52,2 di bulan Desember dari level 51,7. Ini menandakan ekspansi aktivitas sektor manufaktur selama 28 bulan beruntun dan dengan laju tercepat sejak September 2023.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,70% ke 7.323 Pada Selasa (2/1), TPIA, INDY, MAPI Top Gainers LQ45
Laju inflasi Indonesia melambat menjadi 2,61% year-on-year (YoY) di bulan Desember dari 2,86% YoY di bulan November dan lebih rendah dari ramalan pasar di lecek 2,72%. Inflasi ini tetap bertahan di dalam kisaran target inflasi 2% - 4% yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) selama 8 bulan beruntun.
Inflasi Inti (Core CPI) juga tumbuh melambat menjadi 1,80% YoY, terendah dalam dua tahun, dari 1,87% YoY di bulan November dan lebih rendah dari ramalan pasar yakni 1,85%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News