Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Rata-rata saham Nikkei di Jepang berakhir melemah pada Rabu (13/11), ketika para investor mulai menjual saham karena indeks acuan mendekati level penting di 40.000 poin.
Sementara itu, saham Seven & i Holdings melonjak signifikan menyusul adanya proposal buyout dari pihak manajemen, yang sedikit menahan kerugian pada indeks.
Indeks Nikkei turun 1,66% dan ditutup di angka 38.721,66. Sementara Topix yang lebih luas juga melemah 1,21% menjadi 2.708,42.
Baca Juga: Bursa Jepang Selasa (12/11): Indeks Nikkei Berbalik Arah Turun, Terseret Saham Chip
Penurunan ini sejalan dengan Wall Street, di mana tiga indeks utama berakhir lebih rendah pada perdagangan Selasa. Para investor memanfaatkan reli pasca pemilu untuk mengambil keuntungan dan menantikan data inflasi AS yang akan dirilis minggu ini.
"Investor tidak yakin bahwa Nikkei akan kembali mencapai 40.000 dalam waktu dekat, sehingga mereka menjual saham ketika indeks mendekati level tersebut," kata Fumio Matsumoto, Chief Strategist di Okasan Securities.
"Untuk mendorong indeks naik lebih jauh, diperlukan minat yang lebih besar dari investor asing."
Baca Juga: Bursa Australia Turun 3 Hari Beruntun Rabu (13/11), Aksi Jual Jelang Data Inflasi AS
Pada minggu lalu, Nikkei mencapai level tertinggi sejak 15 Oktober dan mencatatkan kenaikan mingguan terbesar sejak September. Pada 15 Oktober, indeks ini bahkan sempat menembus 40.000 dengan puncak intraday di 40.257,34.
Pada Rabu, saham pemilik merek Uniqlo, Fast Retailing, turun 1,96% dan menjadi salah satu pemberat utama indeks Nikkei.
Saham SoftBank Group juga melepas kenaikan awalnya dan ditutup turun 2,89%.
Pembuat game Nexon anjlok 17,45%, menjadikannya penurun persentase terbesar di Nikkei, setelah memangkas proyeksi laba bersih tahunan untuk tahun ini hingga Desember.
Sementara itu, saham Seven & i Holdings melonjak 11,78% dan menjadi pendukung terbesar bagi indeks Nikkei.
Baca Juga: Bursa Asia Kompak Melemah Pada Rabu (13/11) Pagi, Mengekor Pelemahan Wall Street
Perusahaan operator toko serba ada ini menyatakan telah menerima proposal buyout dari anggota keluarga pendiri, Ito, setelah muncul laporan bahwa pemilik 7-Eleven tersebut sedang mempertimbangkan tawaran manajemen buyout senilai hingga 58 miliar dolar AS.
Saham Tokyo Electron naik 0,88% setelah perusahaan pembuat peralatan chip ini menaikkan proyeksi laba operasional tahunan mereka sebesar 8,5%.
Sharp mengalami kenaikan terbesar di Nikkei, melonjak 12,84% setelah produsen ponsel ini melaporkan laba bersih semester pertama yang lebih dari empat kali lipat.
Selanjutnya: Jasuindo Tiga Perkasa (JTPE) Tebar Dividen Interim Rp 47,96 Miliar, Cek Jadwalnya
Menarik Dibaca: Yoyakarta Kompak Cerah, Pantau Prakiraan Cuaca Besok (14/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News