kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.315   -35,00   -0,21%
  • IDX 7.374   86,99   1,19%
  • KOMPAS100 1.045   6,53   0,63%
  • LQ45 793   5,09   0,65%
  • ISSI 245   3,75   1,55%
  • IDX30 411   3,46   0,85%
  • IDXHIDIV20 470   4,15   0,89%
  • IDX80 118   0,73   0,62%
  • IDXV30 119   0,45   0,38%
  • IDXQ30 131   1,08   0,83%

Bursa Asia Bergerak Mixed, Pasar Berhati-hati pasca Rilis Data Ekonomi AS yang Lemah


Kamis, 05 Juni 2025 / 08:38 WIB
Bursa Asia Bergerak Mixed, Pasar Berhati-hati pasca Rilis Data Ekonomi AS yang Lemah
ILUSTRASI. Bursa Asia dibuka beragam setelah data ekonomi AS yang lemah memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini. REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia bergerak variasi alias mixed pada perdagangan Kamis (5/6) pagi. Pukul 08.31 WIB, indeks Nikkei 225 turun 31,36 poin atau 0,08% ke 37.716,83, Hang Seng naik 202,24 poin atau 0,82% ke 23.848,00, Taiex naik 83,13 poin atau 0,38% ke 21.708,53, Kospi naik 48,30 poin atau 1,74% ke 2.819,14, ASX 200 naik 5,06 poin atau 0,06% ke 8.546,90, Straits Times turun 2,80 poin atau 0,07% ke 3.900,73 dan FTSE Malaysia naik 3,69 poin atau 0,24% ke 1.511,70.

Bursa Asia dibuka beragam setelah data ekonomi AS yang lemah memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini. 

Mengutip Bloomberg, indeks regional berfluktuasi pada perdagangan Kamis pagi. 

Baca Juga: Bursa Asia Kompak Menguat di Pagi Ini (3/6), Bursa Korea Tutup karena Pemilu

Pasar fokus pada lelang obligasi jangka panjang di Jepang hari ini. Penjualan ini dilakukan setelah kinerja yang suram baru-baru ini, karena permintaan obligasi jangka panjang turun di seluruh dunia.

Aktivitas ekonomi AS sedikit melemah pada beberapa pekan terakhir, yang mengindikasikan tarif dan ketidakpastian yang meningkat mempengaruhi ekonomi.

"Bayangan perlambatan pertumbuhan terus memicu kekhawatiran bahwa pasar ekuitas telah berkembang terlalu jauh,"ujar Kyle Rodda, analis pasar senior di Capital.com seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU

[X]
×