kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,72   -3,94   -0.44%
  • EMAS1.368.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa Asia Bergerak Mixed Pada Perdagangan Senin (24/7) Pagi


Senin, 24 Juli 2023 / 08:00 WIB
Bursa Asia Bergerak Mixed Pada Perdagangan Senin (24/7) Pagi
ILUSTRASI. Bursa Asia bergerak variasi alias mixed pada perdagangan awal pekan ini. . REUTERS/Aly Song


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia bergerak variasi alias mixed pada perdagangan awal pekan ini. Senin (24/7) pukul 08.00 WIB, indeks Nikkei 225 naik 383,14 poin atau 1,19% ke 32.688,04, Kospi naik 7,64 poin atau 0,325% ke 2.616,33, ASX 200 turun 1,79 poin atau 0,02% ke 7.312,20. 

Bursa Asia bergerak mixed, dibayangi sentimen pasar global yang bersiap menanti keputusan kebijakan moneter Federal Reserve. Investor menimbang ketahanan ekonomi terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga lanjutan.

Mengutip Bloomberg, saham di Jepang menguat, tetapi bursa Korea Selatan turun. Sementara saham di Australia flat.

Fokus investor pekan ini tertuju pada pertemuan kebijakan The Fed dan laporan keuangan emiten. Perusahaan kelas berat AS termasuk Alphabet Inc, Exxon Mobil Corp dan Meta Plafforms Inc akan melaporkan kinerjanya pekan ini.

Baca Juga: Bursa Asia Menutup Pekan Ini dengan Wajah Beragam (21/7), Inflasi Jepang Naik Tipis

Para trader memperkirakan Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa akan menaikkan suku bunga acuannya. Investor juga mencari petunjuk apakah kenaikan lanjutan akan terjadi.

"The Fed seharusnya tidak memberi sinyal kenaikan lain pada bulan September. Karena melakukan hal itu untuk pertemuan Juni benar-benar membelenggu Fed pada saat dibutuhkan fleksibilitas maksimum," kata Win Thin, kepala strategi mata uang global di Brown Brothers Harriman & Co dalam sebuah catatan.

"Mengingat betapa kuatnya pasar tenaga kerja, kami percaya hal yang benar untuk dilakukan The Fed adalah menekankan pendekatan yang lebih, bergantung pada data dan menekankan bahwa lompatan pada bulan September tidak boleh diasumsikan." 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×