Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali Oktober 2023, Bursa Efek Indonesia (BEI) diwarnai oleh aksi penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) dari tiga perusahaan dengan sektor yang berbeda.
Sektor perusahaan hingga besaran dana yang dibidik pun berbeda-beda. Paling besar ada penawaran umum perdana saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Perusahaan yang dikendalikan oleh konglomerat Prajogo Pangestu ini memulai IPO pada 3 Oktober 2023. Masa IPO akan berlangsung selama tiga hari hingga 5 Oktober 2023.
Baca Juga: Barito Renewables Energy (BREN) Pasang Harga IPO di Rp 780 Per Saham
BREN menawarkan sebanyak-banyaknya Rp 4,5 miliar saha atau setara 3,35% dari modal disetor dan ditempatkan. Dus, BREN berpotensi mengantongi dana segar Rp 3,51 triliun.
Kemudian ada PT Kokoh Exa Nusantara Tbk (KOCI) dan PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOFT) yang sudah lebih dahulu memulai masa IPO sejak 29 September 2023.
KOCI melepas menawarkan 450 juta saham dengan potensi dana IPO mencapai Rp 54 miliar. Sementara IOFT akan meraup dana senilai Rp 110 miliar dengan melepas 1,1 miliar saham.
Baca Juga: IPO BREN Tawarkan 4,5 Miliar Saham, Begini Prospek Bisnisnya
CEO Edvisor Profina Praska Putrantyo menilai ketiga saham tersebut memiliki valuasi yang relatif mahal dengan nilai Price Book Value (PBV) di atas 10 kali.
Namun di antara ketiga saham IPO itu, Praska menyebut saham BREN berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) masih menarik untuk dilirik karena dalam berada momentum yang pas.
"Hanya saja, momentum tersebut dapat dimanfaatkan investor untuk trading jangka pendek setelah IPO karena valuasinya relatif mahal," ujar Praska saat dihubungi Kontan, Senin (2/10).
Sektor EBT Jadi Unggulan
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisor Fajar Dwi Alfian mengatakan ketiga calon emiten itu menawarkan harga yang relatif di atas wajar.
"IPO yang menarik untuk dicermati adalah EBT karena tren energi yang akan mengarah ke sana sehingga perlu dipantau secara berkala fundamental emitennya," jelas dia.
Equity Research Analyst Farras Farhan menilai valuasi saham BREN cukup moderat. Dengan asumsi EBITDA tahunan sebesar US$ 535 juta, maka valuasi BREN ada di 16,1 kali EV/EBITDA 2023.
Baca Juga: Anak Usaha Barito Pacific yakni BREN Segera Melantai di BEI, Cek Rekomendasi Analis
Menurutnya tentang valuasi BREN lebih tinggi 4% dari rata-rata pemain global dan regional. Di dalam negeri, valuasi itu juga lebih premium dibandingkan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
"Ini 4% lebih tinggi dari rata-rata global dan regional dan 14% lebih premium dibandingkan pesaing terdekatnya PGEO," kata Farras.
Di lain sisi, Barito Renewables Energy mempunyai operasional yang kuat. BREN tercatat memiliki total kapasitas pembangkit listrik terpasang sebesar 885 MegaWatt (MW).
Baca Juga: Valuasi Harga IPO BREN Tinggi, Begini Saran Analis
"Dengan kapasitas sebesar itu, BREN tidak hanya merupakan operator panas bumi terbesar di Indonesia, tapi juga salah satu pemain panas bumi terbesar di dunia," jelas Farras.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News