Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) tengah menjalani proses pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Besok (2/10), BREN akan mulai melakukan penawaran umum sampai tanggal 4 Oktober 2023.
Masa Penjatahan dilakukan pada 4 Oktober 2023 dan Distribusi dilakukan pada 5 Oktober 2023. Lalu, Pencatatan akan dilakukan pada 6 Oktober 2023.
Jumlah saham yang ditawarkan dalam initial public offering (IPO) ini adalah 4,5 miliar saham atau setara dengan 3,35% total saham BREN secara keseluruhan.
Melansir prospektus, Minggu (1/10), harga penawarannya adalah Rp 670 per saham–Rp 780 per saham. Target dana yang diincar adalah Rp 3,05 triliun–Rp 3,51 triliun. Bertindak sebagai penjamin misi efek adalah BNI Sekuritas.
Baca Juga: Barito Renewables (BREN) Lakukan Penawaran Umum Besok, Tawarkan 4,5 Miliar Saham
BREN akan menggunakan dana segar IPO untuk 2 hal utama. Sebanyak sekitar 68% akan digunakan untuk pembayaran utang ke Bangkok Bank dan sekitar 32% digunakan untuk penggantian biaya penambahan kepemilikan Salak Darajat.
Tim Riset Investasiku (Mega Capital Sekuritas) mengatakan, BREN memiliki market cap sebesar Rp 89,9 triliun hingga Rp 104 triliun dengan outstanding share 134 miliar saham.
Ada beberapa sentimen positif yang mempengaruhi kinerja bisnis BREN ke depan. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang mendorong permintaan listrik. Kedua, kapasitas PLTP Indonesia yang diproyeksikan tumbuh dengan pesat. Ketiga, dukungan pemerintah untuk energi terbarukan. Keempat, target EBT Indonesia di 2025 minimum harus mencapai 23%.
Kelima, insentif fiskal untuk eksplorasi tenaga panas bumi. Insentif itu termasuk kredit pajak investasi sebesar 30% tunjangan percepatan depresiasi dan amortisasi, dan kompensasi kerugian yang terjadi selama jangka waktu lima tahun.
Baca Juga: Anak Usaha Barito Pacific, BREN Segera Melantai di BEI, Ini Kata Analis
“Operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi dikecualikan dari berbagai bea impor, termasuk bea impor terkait mesin, barang, dan material penting yang akan digunakan selama proses pengembangan,” ujar Tim Riset Investasiku dalam riset tertanggal 25 September 2023.
Ketujuh, bursa karbon. BREN sudah mencatatkan pendapatan dari kredit karbon sejak tahun 2020.
Tim Riset Investasiku memaparkan, valuasi saham BREN lebih tinggi jika dibandingkan dengan emiten sejenis. Sebagai gambaran, P/E BREN sebesar 51,1 kali–59,4 kali. Sementara, P/E PT Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) sebesar 22,2 kali.
Dari perusahaan luar negeri, P/E BREN juga masih lebih tinggi. Misalnya, Kansai Electric Power Inc asal Jepang memiliki P/E sebesar 9,1 kali dan Jiangsu New Energy Development asal China memiliki P/E sebesar 22,01 kali.
BREN juga tak terlepas dari beberapa risiko bisnis, seperti ketidakpastian geologis yang dapat mempengaruhi produksi sumber energi panas bumi, ketergantungan pada kemampuan PLN dan PGE atas kewajiban pembayarannya, perubahan hukum dan peraturan pemerintah dan undang undang, dan kegagalan ekspansi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News