Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
Muhammad Hanif, Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi memperkirakan, produk anyar ini dapat memberikan imbal hasil (return) lebih dari 7% per tahun. Sesuai dengan kebijakan investasi reksadana pendapatan tetap pada umumnya, perusahaan bakal leluasa mengalokasikan dana 80% - 100% pada obligasi pemerintah, baik konvensional maupun sukuk. Sisanya 0% - 20% berupa instrumen pasar uang.
"Saat ini kami lebih memilih menaruh dana di SBN bertenor pendek, kurang dari 10 tahun sambil mencermati situasi yang ada," paparnya.
Maklum, dalam kurun beberapa pekan terakhir, pasar surat utang dalam negeri cenderung tertekan. Bahkan yield surat utang negara (SUN) seri acuan bertenor 10 tahun yakni FR0056 sudah melejit ke level 7,98%.
Pemicunya, ketidakpastian baru di dunia akibat terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke - 45. Terlebih berdasarkan konsensus Bloomberg, peluang kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) pada Desember 2016 sudah membesar hingga level 98%.
Direktur Utama Danareksa Investment Management Prihatmo Hari Mulyanto mengungkapkan, investor yang berminat mengoleksi Reksadana Pendapatan Tetap Indonesia Sehat tersebut dapat melakukan pembelian awal minimal Rp 1 juta. Perusahaan mengutip biaya pembelian maksimal 2%. "Sementara biaya penjualan maksimal 1%. Ada juga biaya bank kustodian 0,25% per tahun," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News