kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Menilik reksadana campuran SAM Dana Berkembang


Rabu, 09 November 2016 / 19:14 WIB
Menilik reksadana campuran SAM Dana Berkembang


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Guna menggenjot imbal hasil (return), manajer investasi kerap menggemukkan dana pada efek saham. Begitu pula strategi PT Samuel Aset Manajemen (SAM) dalam meracik reksadana campuran SAM Dana Berkembang.

Agus B Yanuar, Direktur Utama SAM menuturkan, per akhir Oktober 2016, mayoritas aset SAM Dana Berkembang dialokasikan pada efek saham hingga 77%. Sisanya obligasi 22% serta instrumen pasar uang 1%. Porsi saham tersebut sudah bertambah dari posisi September 2016 yang tercatat 65,87%.

Maklum, pasar saham cenderung bullish sejak awal tahun 2016. Per Oktober 2016, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah menanjak 18,06% (YtD). Ini melampaui kinerja pasar obligasi pemerintah (Infovesta Government Bond Index) yang melaju 11,9% serta pasar obligasi korporasi (Infovesta Corporate Bond Index) yang mendaki 8,56% periode sama.

"Sebagai reksadana campuran, SAM Dana Berkembang bisa secara taktis menyesuaikan bobot efek saham, obligasi dan pasar uang sesuai dengan kondisi pasar," terangnya.

Strategi ini terbilang jitu. Per Oktober 2016, SAM Dana Berkembang telah membukukan return 31,56% (YtD), melampaui rata-rata return reksadana campuran (Infovesta Balanced Fund Index) yang mencapai 12,17% (YtD).

Agus mengakui, mayoritas imbal hasil SAM Dana Berkembang tahun ini ditopang oleh efek saham sektor konsumsi, komoditi, perdagangan dan jasa, perbankan, aneka industri, telekomunikasi, serta infrastruktur.

Merujuk fund fact sheet per September 2016, lima aset terbesar SAM Dana Berkembang di antaranya instrumen pasar uang, Obligasi Berkelanjutan I ROTI Tahap I Tahun 2013, obligasi pemerintah seri FR0067 dan FR0073, serta UNTR. "Prospek UNTR bagus, proxy terhadap membaiknya kontrak pertambangan, baiknya harga komoditas, pembangunan infrastruktur dan jasa konstruksi yang menjadi usaha utama UNTR," terangnya.

Ada tiga syarat SAM dalam menggenggam efek saham. Pertama, valuasi relatif yang paling menarik dan potensi kenaikan harga aset. Kedua, tata kelola atau governance emiten. Ketiga, likuiditas efek di pasar.

Dengan strategi yang kini diterapkan, Agus optimistis return SAM Dana Berkembang dapat terus membiak hingga pengujung tahun 2016. Memang ada tantangan eksternal di bulan November 2016, terutama mengenai Donald Trump yang memenangkan pemilihan umum Presiden Amerika Serikat.

Bukan berarti SAM hilang akal. Agus mengungkapkan, jika pasar saham berpotensi terkoreksi, perusahaan dapat memperbesar alokasi aset obligasi dan pasar uang guna meminimalisir risiko. Prediksi Agus, IHSG akhir tahun 2016 akan bertengger di level 5.500 - 5.650.

Per 8 November 2016, SAM Dana Berkembang telah diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) senilai Rp 16.370,95.
Investor yang berminat mengoleksi reksadana campuran ini dapat melakukan pembelian awal minimal Rp 250.000. Perusahaan mengutip biaya pembelian maksimal 1% serta biaya penjualan kembali maksimum 0,75%.

Produk yang meluncur sejak 5 November 1997 tersebut menggunakan bank kustodian PT Bank CIMB Niaga Tbk. SAM Dana Berkembang telah meraup dana kelolaan Rp 28,04 miliar per September 2016.

Analis Infovesta Utama, Edbert Suryajata berpendapat, pemilihan instrumen SAM Dana Berkembang telah memperoleh kombinasi yang baik. Oleh karena itu, Edbert memproyeksikan, return SAM Dana Berkembang dapat bertambah 3% lagi di sisa tahun 2016.

Tekanan berpeluang muncul dari rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed. "Sebelum pemilihan umum Presiden AS 8 November 2016, The Fed sudah memperhalus pernyataan. Saya lihat terjadi karena mereka mau lihat dampak pemilihan umum terhadap pasar global," ujarnya. Edbert meramal, di sisa tahun 2016, Infovesta Balanced Fund Index dapat menggemuk 1% lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×