kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bos Sariayu pilih berinvestasi di reksadana, apa pertimbangannya?


Jumat, 23 Oktober 2020 / 19:14 WIB
Bos Sariayu pilih berinvestasi di reksadana, apa pertimbangannya?
ILUSTRASI. Direktur Utama Martina Berto Bryan David Emil Tilaar menganggap, seorang investor tidak akan pernah lepas dari risiko.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah sekitar delapan tahun, Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO) Bryan David Emil Tilaar terjun berinvestasi di reksadana. Menurut bos produsen Sariayu itu, reksadana merupakan instrumen yang sesuai mengingat dirinya bukan tipe yang bisa mengawasi secara seksama portofolio yang dimiliki.

Di samping itu, dia juga bukan tipe investor yang agresif. "Saya bukan investor yang sangat agresif walau tidak konservatif juga. Moderat saja sih," ungkap laki-laki yang kerap disapa Bryan ini kepada Kontan.co.id. 

Karakteristik itu menuntun Bryan memilih jenis instrumen reksadana yang cenderung berisiko rendah seperti reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana pasar uang. Ada juga reksadana saham, akan tetapi komposisinya lebih mini dibandingkan lainnya. 

Lebih Bryan menambahkan, komposisi reksadana saham sekitar 20% dari total portofolio reksadana yang dimiliki. Untuk tiga jenis reksadana lainnya kurang lebih sebesar 25% hingga 26%.

Baca Juga: Bahana TCW Raih 3 Penghargaan dari Bareksa-Kontan-OVO Fund Awards 2020

Di tengah kondisi pasar yang tertekan pandemi Covid-19, tidak dipungkiri Bryan menjadi jauh lebih berhati-hati dalam berinvestasi. Akan tetapi, Bryan mengaku tidak banyak penyesuaian dalam menyusun portofolio. Sebab, investasinya sudah ditempatkan di instrumen-instrumen yang tidak berisiko tinggi. Menyikapi kondisi pasar yang tertekan akibat pandemi, dia justru melihatnya sebagai peluang dalam berinvestasi. 

Meyakini ungkapan don't put all you eggs in one basket, Bryan juga mengantongi portofolio di instrumen investasi lain meskipun tidak besar. Beberapa di antaranya seperti properti, emas, dan asuransi. Komposisi ketiganya sekitar 35%, jauh lebih kecil dibandingkan instrumen reksadana yang mencapai 65% dari keseluruhan portofolio. 

Bryan menganggap, seorang investor tidak akan pernah lepas dari risiko, bahkan investor kawakan sekelas Warren Buffet sekalipun. Sehingga satu-satunya hal yang dapat diupayakan seorang investor adalah meminimalisir risiko dengan mendiversifikasi portofolio.

Baca Juga: 8 Nasihat utama Warren Buffett agar sukses berinvestasi

Berkat kehati-hatiannya ini, Bryan mengaku belum pernah mengalami loss atau kerugian yang sangat besar selama berinvestasi. Justru, dia pernah meraup cuan yang lumayan dari reksadana dan emas ketika kondisi perekonomian Indonesia sedang gemilang di tahun 2013. 

Ke depan, Bryan tidak menutup kemungkinan menjajal instrumen investasi lain seperi obligasi negara maupun saham langsung. Semua tergantung situasi dan kondisi. 

Selain mempertimbangkan risiko, menurut dia penting bagi investor untuk mencermati kondisi terkini. Kebetulan, Bryan memang gemar memantau situasi ekonomi dan politik dengan membaca berbagai media, baik dalam negeri maupun global. Sehingga tidak sulit baginya untuk memahami kondisi terkini secara lebih komprehensif.

Pemahaman secara lebih komprehensif ini bermanfaat sebelum mengambil keputusan. Kegemarannya mengamati suatu hal secara keseluruhan membantunya untuk menyeimbangkan portofolio. Sekaligus, memahami kapan waktu yang tepat untuk rem maupun untuk gas dalam berinvestasi. 

Baca Juga: Mercer: Pandemi Covid-19 memperburuk kondisi pensiun

Satu hal yang selalu dipegang Bryan adalah berinvestasi dengan tujuan yang baik. Prinsip ini terinspirasi saat ia menghadiri forum investasi yang memaparkan wealth wisdom. Melalui investasi, seseorang akan punya kondisi finansial yang lebih baik.

Dengan demikian, investor sesungguhnya bisa berkontribusi lebih besar terhadap sesamanya. "Dengan finansial yang berkecukupan, kita punya kesempatan atau energi lebih untuk membantu banyak hal. Kita bisa berkontribusi lebih," jelasnya lagi. 

Pola pikir juga ingin dia tularkan kepada investor lainnya. Di samping, prinsip kehati-hatian terhadap risiko dan cermat terhadap kondisi terkini. Berinvestasi tidak hanya mencari cuan, tetapi juga harus memiliki tujuan yang baik. 

Baca Juga: Pengalaman jatuh bangun Direktur Eksekutif Solid Gold Berjangka Dikki di pasar saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×