Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Noverius Laoli
Sandra memegang prinsip investasi sederhana namun kokoh, yaitu kehati-hatian dan konsistensi. Ia lebih memilih instrumen yang jelas, dapat dipantau, dan tahan terhadap gejolak ekonomi.
"Bagi saya, investasi bukan soal cepat kaya, tetapi bagaimana menyiapkan masa depan dengan lebih aman dan tenang," ujarnya.
Sandra menuturkan bahwa kekuatan konsistensi terbukti saat ia menghadapi kebutuhan mendesak.
Kebiasaan membeli emas secara bertahap yang awalnya terasa tidak berarti, justru menjadi penyelamat ketika sebagian emas tersebut dapat dijual dengan harga lebih tinggi dibanding harga beli.
Baca Juga: Ekonom Beberkan Risiko Investasi Emas di Kondisi Ekonomi yang Tak Stabil
"Kesabaran itu penting. Emas benar-benar bisa menjadi penyelamat di saat-saat genting," ungkapnya.
Di tengah maraknya tren investasi dalam koleksi jam tangan, tas mewah, atau sneakers edisi terbatas, Sandra memilih tetap berpegang pada prinsipnya.
Ia tidak menganggap barang-barang tersebut sebagai instrumen investasi, melainkan sebagai bentuk penghargaan terhadap diri sendiri.
"Saya membeli beberapa barang itu sebagai reward atas kerja keras saya, bukan sebagai investasi," jelasnya.
Baca Juga: Investasi Emas Saat Ekonomi Tak Stabil Memiliki Risiko Ini, Cek Penjelasannya
Melihat semakin besarnya minat masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap investasi, Sandra menyarankan untuk memulai dari instrumen yang sederhana. Menurutnya, emas adalah pilihan ideal bagi investor pemula karena mudah dipahami, likuid, dan nilai pertumbuhannya stabil.
"Bahkan saat ini sudah tersedia layanan mencicil untuk memiliki emas. Anggap saja seperti menabung," tutupnya.
Selanjutnya: Cermati Saham-Saham yang Paling Banyak Dijual Asing Selama Sepekan Ini
Menarik Dibaca: 15 Daftar Buah yang Cocok untuk Dikonsumsi saat Menurunkan Berat Badan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News