kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Bitcoin Menguat Ditengah Safe Haven Tertekan, Bisakah Jadi Diversifikasi Aset?


Senin, 30 Juni 2025 / 20:47 WIB
Bitcoin Menguat Ditengah Safe Haven Tertekan, Bisakah Jadi Diversifikasi Aset?
ILUSTRASI. Virtual currencies Bitcoin, Ethereum, and Dogecoin placed on a pile of fake gold bars in Clermont-Ferrand France on March 25 2025.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bitcoin menjadi aset yang tangguh selama bulan Juni dengan penguatan yang signifikan dibandingkan aset-aset lainnya. Aset digital ini juga bisa menjadi salah satu pilihan diversifikasi portofolio untuk jangka panjang.

Menurut Coinmarketcap, Senin (30/6) pukul 18.34 WIB, Bitcoin berada di level harga US$ 107.938,83. Dalam sebulan, nilai Bitcoin telah menguat 2,4%. 

Perencana keuangan Eko Endarto menilai pada dasarnya kripto memang sudah menjadi safe haven alternatif secara global dengan sifatnya yang relatif aman dan ringkas. 

“Jadi wajar, selain emas, investor sudah mulai melirik Bitcoin,” kata Eko kepada Kontan, Senin (30/6). 

Baca Juga: Inflow ETF Bitcoin Meningkat di Tengah Ketegangan Geopolitik, Apa Artinya?

Di samping itu, Founder dan CEO Finansialku Melvin Mumpuni menjelaskan penguatan Bitcoin bulan ini ditopang oleh setidaknya dua katalis, yakni terkait ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed dan arus masuk ke ETF yang kian solid. 

Melvin menilai penguatan Bitcoin saat ini cukup menarik. Pasalnya, ini terjadi bahkan ketika safe haven emas justru loyo. Dalam sebulan, emas spot hanya menguat 0,25% ke level US$ 3.296 per Senin (30/6). Di saat yang sama, logam mulia emas Antam malah turun 0,42% dalam sebulan ke level Rp 1.880.000,- per gram.

Menurutnya, performa ini menjadi bukti bahwa sebagian pelaku pasar mulai mencari alternatif baru di tengah volatilitas aset-aset konvensional.

Meski begitu, Melvin bilang reli Bitcoin saat ini tak serta merta menandakan pergeseran penuh ke aset digital.

“Tapi lebih ke arah rotasi sementara investor yang sedang mencari performa di tengah lemahnya aset konvensional,” papar Melvin kepada Kontan, Senin (30/6). 

Baca Juga: Bitcoin Kokoh di Tengah Ketegangan Global, Ini Penyebabnya

Untuk alokasi jangka panjang, Bitcoin menjadi salah satu rekomendasi Melvin untuk diversifikasi portofolio. Selain itu, ia juga merekomendasikan reksadana indeks serta saham dengan fundamental yang solid.

 “Terutama yang memiliki dividen stabil dan valuasi menarik,” imbuhnya.

Untuk jangka pendek, Melvin bilang investor bisa mempertimbangkan instrumen pasar uang yang volatilitasnya cenderung rendah, seperti reksadana pasar uang dan deposito.

Sementara Eko belum memasukkan Bitcoin dalam rekomendasinya. Untuk jangka panjang, Eko merekomendasikan saham bluechip, emas, dan reksadana saham. Untuk jangka pendek, ia memilih deposito dan obligasi tenor pendek.

“Asalkan sesuai kebutuhan dan tujuan keuangan,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×