Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sepanjang bulan Mei, aset-aset safe haven kompak menunjukkan pelemahan seiring mendinginnya situasi global. Namun begitu, masih tersisa potensi fluktuasi di tengah ketidakpastian yang masih membayangi.
Harga logam mulia emas Antam turun 3,92% secara bulanan atau month on month (MoM) per 31 Mei, meski masih menguat 16,54% secara YtD.
Pun dalam periode yang sama, data Bloomberg menunjukkan harga emas spot secara MoM melemah tipis 0,92%, meski masih menguat 16% secara year to date (YtD).
Tak jauh berbeda, yen dan franc sebagai valuta asing (valas) safe haven juga melemah secara MoM, dengan pelemahan JPY/IDR sebesar 2,49% dan CHF/IDR sebesar 1,46%. Namun secara YtD, keduanya menguat masing-masing sebesar 7,49% dan 10,71%.
Baca Juga: Investor Bargain Hunting, Harga Aset Safe Haven Emas & Perak Naik Lagi
Secara keseluruhan, CEO and Founder Finansialku Melvin Mumpuni menilai pelemahan aset-aset safe haven ini berkaitan dengan migrasi investor kembali ke aset-aset berisiko seiring mendinginnya kondisi global.
Namun secara khusus, fluktuasi harga emas masih dalam batas wajar. “Emas mulai fluktuatif karena tekanan pengambilan untung (profit taking), setelah reli panjang di awal tahun,” kata Melvin kepada Kontan, Jumat (30/5).
Sementara itu, pergerakan valas safe haven dan valas-valas lainnya sebenarnya juga dipengaruhi dolar Amerika Serikat (AS) sebagai kiblat utama pasar valuta.
Untuk diketahui, sepanjang bulan Mei indeks dolar AS (DXY) bergerak fluktuatif di rentang 98 bps –100 bps dengan kecenderungan melemah. Melvin bilang pelemahan tersebut disebabkan oleh ekspektasi penurunan suku bunga The Fed serta data ekonomi AS yang melambat.
Fundamental ekonomi AS yang dinilai pasar mulai mengkhawatirkan membuat dolar AS hilang pamor. “Investor mengalihkan aset ke valas lain,” sebut Melvin.
Baca Juga: Aset Safe Haven Jadi Buruan, Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Lagi
Namun begitu, nyatanya valas lain tak menguat signifikan. Malah, pairing GBP/IDR dan EUR/IDR kompak melemah masing-masing sebesar 0,79% dan 1,93% secara MoM. Meski secara YtD, keduanya masih menguat masing-masing sebesar 8,79% dan 9,37%.
Selagi volatilitas dolar AS masih tinggi, yang diprediksi masih akan berlanjut sampai ada kepastian kebijakan tarif AS, Melvin bilang EUR dan GBP bisa jadi pilihan untuk trading.
Kendati begitu, Melvin mengimbau bahwa secara keseluruhan investasi valas punya fluktuasi tinggi. Bahkan meski valas safe haven berpotensi kembali menguat ketika situasi global mendingin, investor perlu menyesuaikan pilihan valas dengan tujuan keuangan dan profil risiko.
Untuk jangka pendek, emas masih menjadi salah satu rekomendasi Melvin. “Bisa juga masuk ke reksadana pasar uang dan deposito,” tambahnya.
Untuk jangka menengah dengan rentang 2–5 tahun, Melvin bilang investor bisa masuk ke surat utang negara, reksadana pendapatan, reksadana campuran, dan saham blue chip.
Baca Juga: Harga Emas Naik Tipis Ditopang Permintaan Aset Safe Haven dan Kebijakan The Fed
Sementara untuk jangka panjang di atas 5 tahun, Melvin merekomendasikan reksadana saham, reksadana indeks, kripto, saham value investing dan real assets.
Selanjutnya: Harga Referensi Biji Kakao Periode Juni 2025 Meningkat 14,41% Dibanding Bulan Mei
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 2-3 Juni, Provinsi Ini Staus Siaga Hujan Sangat Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News