kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis Trans Power Marine (TPMA) diyakini tumbuh 15% secara kuartalan di triwulan II


Jumat, 25 Juni 2021 / 15:59 WIB
Bisnis Trans Power Marine (TPMA) diyakini tumbuh 15% secara kuartalan di triwulan II
ILUSTRASI. Kapal floating crane, kapal tunda dan tongkang pengangkut b a t u b a r a milik PT Trans Power Marine (TPMA)


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

Dengan kondisi bisnis yang membaik, serta outlook ke depan yang masih oke, TPMA pun melakukan revisi terhadap target kinerja mereka pada tahun ini. Pada awal tahun kemarin, semula TPMA mematok target pertumbuhan pendapatan berkisar 5-10%.

“Namun, seiring berjalannya waktu, ternyata realisasinya melebihi ekspektasi kami. Oleh karena itu, kami berharap kinerja pada tahun ini bisa mengalami pertumbuhan hingga 30% dibanding tahun lalu. Apalagi, tahun lalu kan kinerja memang rendah karena terdampak pandemi,” imbuh Rudy.

Guna mencapai target tersebut, Rudy bilang salah satu upaya yang dilakukan TPMA adalah dengan memaksimalkan utilisasi kapal, yakni dengan memastikan kapal-kapal pengangkut tidak ada waktu tunggu yang terlalu lama di pelabuhan. Saat ini, Rudy mengaku tingkat utilisasi kapal TPMA sudah 100% 

Catatan saja, saat ini TPMA memiliki sebanyak 37 set armada. Setiap 1 setnya terdiri dari 1 tug boat, 1 kapal tongkang, dan 3 buah crane barge.

Baca Juga: Harga dianggap sudah ideal, Satria Antaran Prima (SAPX) batal stock split

Ke depan, TPMA juga berencana untuk menambah armadanya sebanyak 3 - 4 kapal di tahun ini guna meningkatkan kinerja perusahaan. Maka dari itu, perusahaan menganggarkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 120 miliar - Rp 150 miliar, yang sebagian besar dananya akan dipakai untuk modal penambahan kapal.

“Untuk realisasi pembelian kapal, sejauh ini kami masih dalam proses meminta penawaran dari shipyard-shipyard yang produksi kapal. Tapi hingga saat ini, belum ada kontrak (pembelian kapal) karena ada beberapa pertimbangan,” terang Rudy.

Salah satunya adalah harga besi yang sedang tinggi, sehingga membuat biaya produksi kapal baru bisa jauh lebih mahal. Oleh karena itu, TPMA juga mencari peluang untuk membeli kapal bekas yang umurnya masih 5-6 tahun. Selain dari sisi harga yang jauh lebih murah, kapal bekas juga prosesnya bisa lebih cepat dan bisa langsung digunakan.

Terkait rencana ekspansi bisnis yang lainnya, Rudy bilang TPMA belum mau buru-buru dahulu. Menurutnya, kondisi ke depan juga masih belum seutuhnya jelas karena pandemi Covid-19 yang masih menyelimuti. Oleh karena itu, ia lebih memilih untuk mengoptimalkan lini bisnis yang ada saat ini sembari melihat perkembangan ke depan. 

“Lagipula, bisnis yang kami jalani saat ini juga masih dapat terus bertahan di tengah krisis maupun ketatnya kompetisi. Hal ini terbukti dari kinerja sepanjang tahun lalu yang masih laba padahal pandemi dan perlambatan ekonomi melanda,” tutup Rudy.

Selanjutnya: Rudy Tanoe menambah lagi sahamnya di Zebra Nusantara (ZBRA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×