kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Bisnis Emiten Batubara Masih Hadapi Tantangan, Ini Rekomendasi Saham ADRO hingga HRUM


Senin, 22 April 2024 / 06:40 WIB
Bisnis Emiten Batubara Masih Hadapi Tantangan, Ini Rekomendasi Saham ADRO hingga HRUM
ILUSTRASI. Truk membawa batubara di area pertambangan PT Adaro Indonesia di Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10). ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo/kye/17.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor batubara masih harus menghadapi sejumlah tantangan di tahun ini, di antaranya yaitu, stok batubara yang cukup tinggi di konsumen utama salah satunya seperti China, serta gejolak geopolitik jadi sentimen pemberat. 

Ditambah, mayoritas emiten batubara yang telah merilis laporan keuangan tahun buku 2023 membukukan penurunan kinerja. Selain itu, harga batubara juga diprediksi tidak akan naik tinggi sepanjang tahun ini atau setidaknya tidak akan lebih dari level US$ 150 per ton. 

Berikut rekomendasi saham-saham emiten sektor batubara yang dapat dicermati. Simak ulasannya.

1. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
Pendapatan PTBA di kuartal 4 2024 naik 21,1% secara tahunan alias year on year (YoY) menjadi Rp 10,75 triliun meskipun terjadi penurunan produksi sebesar 23,7% secara kuartalan (quarter on quarter/QoQ) karena adanya pengupasan awal. 

Baca Juga: Analis Sebut Kenaikan Tarif PPN Akan Berdampak Pada Kinerja Emiten Rokok

Volume penjualan yang lebih tinggi atau naik 4,2% QoQ dan ASP naik 16,8% QoQ mendorong peningkatan tersebut. Adapun secara keseluruhan, laba bersih di sepanjang tahun 2023 sebesar Rp 6,1 triliun. 

Sedangkan di tahun 2024, volume penjualan diperkirakan akan lebih tinggi. Di mana, PTBA menargetkan penjualan batubara sebesar 43 juta ton pada tahun ini. Perusahaan menargetkan rasio ekspor terhadap domestik sebesar 42%-58%, dengan potensi ASP domestik yang lebih tinggi karena penjualan PLN yang lebih rendah. 

Rekomendasi: Sell
Target Harga: Rp 2.900

Equity Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan 

2. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)
Adaro Energy (ADRO) membukukan pendapatan di kuartal 4 2023 sebesar US$ 422,5 juta. Angka tersebut turun 22,5% secara QoQ, namun naik 28,3% YoY. Sebagian besar didorong oleh pembalikan opex secara besar-besaran. 

Pertumbuhan pendapatan tetap lemah sebesar 2,3% secara QoQ dan turun 29,8% YoY menjadi US$ 1,536.5 juta, karena penurunan ASP batubara sebesar 1,8% QoQ dan turun 30,5% YoY, diimbangi oleh peningkatan 0,5% dalam volume penjualan batubara dan segmen pendapatan ADRO lainnya. 

Sedangkan untuk beban pokok penjualan perseroan meningkat sebesar 2,8%, sehingga menyebabkan penurunan GPM sebesar 30 bps menjadi 35,8%.

Di tahun 2024, ADRO berencana akan mensuntikan belanja modal sekitar US$ 685 juta, untuk proyek-proyek yang berada di kawasan industri Kalimantan Utara.

 

Baca Juga: Arah IHSG & Rekomendasi Saham di Tengah Sentimen RDG BI, Putusan MK dan Israel-Iran

Rekomendasi: Buy
Target Harga: Rp 3.000 

Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Thomas Radityo. 

3. PT United Tractors Tbk (UNTR)
UNTR akan menjual alat berat tahun 2024 sebanyak 4 ribu unit yang terdiri dari 1,2 ribu alat berat besar dan 2,8 ribu alat berat kecil. 

Dari PAMA, perusahaan menargetkan produksi batubara sebesar 137 juta ton (+6% YoY) dan penghapusan OB sebesar 1,2 miliar bcm (+4% YoY). Perusahaan memperingatkan kemungkinan ada penyesuaian tarif tahun ini karena harga batubara turun di bawah US$ 120 per ton. 

Sedangkan dari batubara, perusahaan TTA memandu penjualan batubara sebesar 12 juta ton (+2% YoY) yang terdiri dari 6,6 juta ton batubara termal, 3 juta ton batubara metalurgi, dan 2,4 juta ton perdagangan batubara.

Adapun untuk belanja modal UNTR tahun 2024, sebesar US$ 1,3 - US$ 1,4 miliar, di mana US$ 1,2 miliar akan digunakan untuk kontrak penambangan, US$ 100 juta untuk fasilitas tailing bisnis emas, dan US$ 75 juta untuk konstruksi RKEF. 

Rekomendasi:  Buy
Target Harga: Rp 27.500 

Analis Trimegah Sekuritas, Alpinus Dewangga. 

4. PT Harum Energy Tbk (HRUM)
Kinerja PT Harum Energy Tbk (HRUM) diperkirakan bakal prospektif didorong oleh lini bisnis nikel. Lewat anak usahanya, PT Harum Nickel Industry (HNI), HRUM telah melakukan pembelian saham-saham yang dimiliki oleh Prime Investment Capital Limited dan Walsin Singapore Pte. Ltd. dalam PT Westrong Metal Industry (WMI). 

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emiten Properti di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Harum Nickel Industry membeli sebanyak 1.214.000 lembar saham, yang mewakili 60,7% dari modal ditempatkan dan disetor Westrong Metal Industry. Nilai transaksi jual beli saham ini mencapai US$ 215,21 juta. 

Dengan diselesaikannya transaksi pembelian saham ini, maka kepemilikan saham Harum Nickel Industry dalam Westrong Metal Industry meningkat dari sebelumnya sebesar 20% menjadi sebesar 80,7% dari modal ditempatkan dan disetor. 

Selain itu, HRUM melaporkan peningkatan produksi batubara sebesar 43% YoY, karena 2 juta ton batubara diproduksi pada kuartal tiga 2023, sehingga meningkatkan total produksi pada 9M23 menjadi 5,4 juta ton, dibandingkan dengan 3,8 juta ton pada 9M22. Peningkatan produksi ini dimungkinkan oleh cuaca yang baik pada kuartal ini.

Rekomendasi: Buy
Target Harga: Rp 1.600

Analis NH Korindo Sekuritas, Axell Ebenhaezer. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×