kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bidik dana Rp 1,2 triliun lewat IPO, Uni-Charm Indonesia akan tambah mesin produksi


Senin, 25 November 2019 / 15:48 WIB
Bidik dana Rp 1,2 triliun lewat IPO, Uni-Charm Indonesia akan tambah mesin produksi
ILUSTRASI. Penjualan popok bayi MamyPoko atau Mamy Poko produksi Uni-Charm


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan produsen popok bayi, popok dewasa dan pembalut PT Uni-Charm Indonesia membidik dana sekitar Rp 1,2 triliun dari penawaran umum sahamnya pada 20 Desember 2019 nanti. 

Di tengah kondisi pasar yang cenderung bearish, Direktur Keuangan Uni-Charm Indonesia Onishi Junichiro mengatakan perusahaan tidak ingin membuang peluang untuk bisa menghimpun dana yang bisa meningkatkan penjualan mereka. 

"Kita ingin tingkatkan penjualan, kualitas produksi dan bisa memberikan kontribusi ke Indonesia," jelas Onishi kepada awak media usai due dilligence meeting dan public expose, Senin (25/11). 

Baca Juga: Uni-Charm Indonesia membidik dana hingga Rp 1,50 triliun dari IPO

Perusahaan akan menggunakan dana yang terhimpun sebanyak 64,6% untuk kebutuhan belanja modal, 20,6% untuk pembayaran utang dan sekitar 14,8% untuk modal kerja. 

Kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) salah satunya untuk membeli mesin produksi pembalut dan popok dewasa. 

Setelah melaksanakan IPO tahun ini, perusahaan menargetkan pertumbuhan penjualan sebanyak 10%. Sejatinya, target tersebut tak signifikan pasalnya perusahaan juga menargetkan pertumbuhan 10% tahun ini. 

Hingga semester I-2019 perusahaan membukukan pendapatan bersih Rp 4,21 triliun atau tumbuh 7,12% secara tahunan (yoy) dari posisi semester I-2018 sebesar Rp 3,93 triliun. 

Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, Onishi juga menjelaskan perusahaan masih akan fokus dalam meningkatkan kapasitas keempat pabrik milik Uni-Charm dan anak usahanya. Adapun utilisasi keempat pabrik tersebut sekitar 80%. 

"Saat ini Uni-Charm punya empat pabrik, yang di Mojokerto masih bisa menggunakan space. Jadi 2 tahun-3 tahun belum ada rencana membangun pabrik baru," ujar Onishi. 

Uni-Charm juga mengalokasikan 20,6% dana hasil penawaran umum untuk membayar utang. Pada semester I-2019 utang Uni-Charm tercatat mencapai Rp 4,32 triliun atau turun 1,37% dari posisi akhir tahun 2018 yang sebesar Rp 4,38 triliun. 

Adapun, utang jangka pendek tercatat sebesar Rp 2,34 triliun dan utang jangka panjang tercatat sebesar Rp 1,97 triliun. 

Baca Juga: Unicharm Indonesia akan segera catatkan diri di BEI

Onishi mengatakan saat ini kondisi debt to equity ratio (DER) perusahaan mencapai 40%. Dengan alokasi dana tersebut, kondisi DER tidak akan berubah signifikan. 

Ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp 2,94 triliun atau naik 5% dari posisi akhir 2018 yang sebesar Rp 2,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×