Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
Hingga semester I-2019 perusahaan membukukan pendapatan bersih Rp 4,21 triliun atau tumbuh 7,12% secara tahunan (yoy) dari posisi semester I-2018 sebesar Rp 3,93 triliun.
Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, Onishi juga menjelaskan perusahaan masih akan fokus dalam meningkatkan kapasitas keempat pabrik milik Uni-Charm dan anak usahanya. Adapun utilisasi keempat pabrik tersebut sekitar 80%.
"Saat ini Uni-Charm punya empat pabrik, yang di Mojokerto masih bisa menggunakan space. Jadi 2 tahun-3 tahun belum ada rencana membangun pabrik baru," ujar Onishi.
Uni-Charm juga mengalokasikan 20,6% dana hasil penawaran umum untuk membayar utang. Pada semester I-2019 utang Uni-Charm tercatat mencapai Rp 4,32 triliun atau turun 1,37% dari posisi akhir tahun 2018 yang sebesar Rp 4,38 triliun.
Adapun, utang jangka pendek tercatat sebesar Rp 2,34 triliun dan utang jangka panjang tercatat sebesar Rp 1,97 triliun.
Baca Juga: Unicharm Indonesia akan segera catatkan diri di BEI
Onishi mengatakan saat ini kondisi debt to equity ratio (DER) perusahaan mencapai 40%. Dengan alokasi dana tersebut, kondisi DER tidak akan berubah signifikan.
Ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp 2,94 triliun atau naik 5% dari posisi akhir 2018 yang sebesar Rp 2,8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News