Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah kembali terkoreksi pada penutupan perdagangan Rabu (19/3). Di samping pelemahan ekonomi Indonesia, Mata uang Garuda terkoreksi tajam akibat investor mengambil sikap hati-hati menanti keputusan suku bunga domestik dan global.
Menurut Bloomberg, Rabu (19/3), rupiah spot melemah 0,63% secara harian ke level Rp 16.531. Sedangkan mengacu Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia (JISDOR BI), rupiah turut mencatatkan koreksi harian sebesar 0,58% ke level Rp 16.528.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede koreksi hari ini salah satunya disebabkan sikap hati-hati Bank Indonesia (BI) dalam keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG). BI sepakat mempertahankan suku bunga di level 5,75%.
Baca Juga: Rupiah Melemah meski Suku Bunga Acuan Ditahan, Ini Sebabnya
Di samping itu, pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi memproyeksi The Fed juga akan mempertahankan suku bunganya sebesar 4,5% di tengah ketidakpastian ekonomi AS yang masih berlanjut.
“Para pejabat telah berulang kali menandai ketidakpastian prospek ekonomi jangka pendek saat Trump memberlakukan agendanya, dengan ruang lingkup terbatas untuk penurunan suku bunga lebih lanjut dalam waktu dekat,” jelas Ibrahim dalam keterangan tertulis, Rabu (19/3).
Selain ketegangan dagang akibat balas-balasan kebijakan tarif AS dengan negara arus utama lainnya, Ibrahim menilai kondisi geopolitik dunia yang memanas juga mendorong The Fed mengambil sikap hati-hati. Serangan Iran di Laut Merah pada Senin (17/3) lalu dan akhir dari gencatan senjata Israel terhadap Gaza pada Selasa (18/3) kemarin mendorong ketidakpastian global semakin tinggi.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.531 Per Dolar AS Hari Ini (19/3), Terburuk di Asia
Namun selain sentimen eksternal, Ibrahim melihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini juga mendorong depresiasi nilai rupiah. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini menjadi 4,9%, dari proyeksi 5,2% yang diumumkan pada Desember 2024 sebelumnya. Hal ini mendorong sentimen pelemahan ekonomi Indonesia pasca jatuhnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (18/3) kemarin.
Dengan tekanan dari eksternal dan internal, Josua menilai nilai rupiah tidak akan menunjukkan pemulihan signifikan pada perdagangan besok.
“Rupiah berpotensi bergerak sideways,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Rabu (19/3).
Ia memproyeksi rupiah akan berada di kisaran Rp 16.475–Rp 16.575. Sementara Ibrahim memproyeksi rupiah akan berada di Rp 16.520–Rp 16.580 besok.
Selanjutnya: Revisi UU P2SK Singgung soal Tugas BI, Begini kata Gubernur BI
Menarik Dibaca: Cegah Diabetes Sejak Dini, Ini 4 Cara Membatasi Konsumsi Gula pada Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News