Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (12/3). Faktor eksternal dan internal menjadi katalis membebani pergerakan hari ini.
Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,26% ke level 16.452 per dolar AS. Sedangkan jika mengacu Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 0,14% ke level Rp 16.453 per dolar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut salah satu penyebab pelemahan ini adalah defisit APBN 2025 yang disoroti lembaga rating global Fitch Ratings. Meski Fitch memastikan pasar Indonesia berada di level stabil, lembaga ini tetap menyoroti pelebaran defisit dalam negeri yang juga mengancam.
“Fitch menggarisbawahi potensi ketidakpastian APBN, terutama untuk jangka menengah, dan memperkirakan pelebaran defisit di tahun-tahun mendatang,” jelas Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (12/3).
Baca Juga: Rupiah Makin Melemah ke Rp 16.449 Per Dolar AS di Tengah Hari Ini (12/3)
Pekan lalu, rupiah sempat garang menjadi mata uang terkuat se-Asia di penutupan pasar Jumat (7/3) lalu. Pelemahan dolar AS menjadi hal utama yang mendorong pergerakan mata uang Garuda seminggu kemarin.
“Inflasi AS pada bulan Februari 2025 sendiri berpotensi melambat, sehingga diperkirakan sentimen terkait pemotongan suku bunga The Fed akan meningkat dan mendorong pelemahan dolar AS secara luas,” paparnya.
Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 16.375–Rp16.475 pada perdagangan Kamis (13/3).
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jidor Melemah 0,14% ke Rp 16.453 Per Dolar AS pada Rabu (12/3)
Di sisi lain, Ekonom Bank Danamon Indonesia Hosiana Evalita Simatupang mengharapkan intervensi BI untuk membantu menekan penurunan nilai uang Garuda. Dengan intervensi BI, Hosiana memproyeksi rupiah di Rp 16.400–Rp 16.500 besok.
“Rupiah sempat tertahan di Rp 16,465 berkat langkah BI, namun tekanan masih ada,” tandasnya.
Salah satu sentimen negatif datang dari kebijakan dagang yang menerapkan tarif masuk untuk barang-barang dari negara lain.
Selanjutnya: Tengok Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Kamis (13/3)
Menarik Dibaca: Ninja Xpress Bagikan Tips Jalankan Bisnis Franchise di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News