Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BMP) berawal dari unit usaha brand kuliner yang bernama Ayam Goreng Nelongso. Usaha tersebut didirikan oleh Nanang Suherman dan Yeni Isnawati, tepatnya di Kota Malang.
Sejak awal berdirinya, Nanang dan Yeni mendirikan sebuah bisnis kuliner setelah melihat sebuah peluang yang sangat potensial di bisnis kuliner. Peluang tersebut adalah jarangnya kuliner yang buka 24 jam dengan harga terjangkau untuk kalangan mahasiswa.
PT BMP pertama kali melakukan kegiatan operasional pada 2015. Pada 2018, perusahaan resmi berdiri dan menaungi brand Ayam Goreng Nelongso. Setahun berdiri, BMP melebarkan sayapnya dengan melakukan ekspansi di Bandung, Bali, dan Banten. Hingga kini, Bersama Mencapai Puncak telah memiliki 54 gerai.
Sebagai informasi, jumlah gerai yang dikelola sendiri oleh BMP sebanyak 19 gerai dengan satu gerai bangunannya dimiliki sendiri dan 18 gerai bangunannya disewa dari pihak ketiga. Sementara sebanyak 35 gerai BMP dijalankan dengan skema kemitraan.
Baca Juga: Jadi Anggota LQ45, Mitra Pack (PTMP) Alokasikan 40% Laba Bersih Untuk Dividen
Selain rumah makan, BMP menjalankan kegiatan usaha perdagangan besar atas dasar balas jasa atau kontrak dan sewa guna usaha tanpa hak opsi intelektual properti.
Tak lama berdiri, BMP dihadapkan pada krisis Covid-19 di 2020. Meski begitu, perusahaan mampu bertahan dan beradaptasi dengan market melalui cara kerja baru yang lebih efisien. Tak heran, di periode 2021 hingga Juli 2023, pengembangan usaha perseroan terbatas. Terlihat dari jumlah gerai yang bertahan di angka 54.
Untuk itu, perusahaan memutuskan melantai di Bursa Efek Indonesia (bEI). Pada Kamis (15/2), BMP resmi melantai di BEI dengan menggunakan kode saham BAIK.
"Bagi kami adalah unlock value and oppurtunity yang lebih besar dan semoga dapat kami manfaatkan dengan melantai di BEI," ujar Direktur Utama BAIK, Nanang Suherman di BEI, Kamis (15/2).
Dalam aksi korporasinya itu, perseroan mengantongi dana segar sebesar Rp 62,55 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk menunjang ekspansi dan keberlanjutan perseroan.
Rinciannya, sekitar 3,30% digunakan untuk pembelian mesin dan kendaraan operasional untuk menunjang proses distribusi produk dan bahan baku yang lebih optimal. Sekitar 9,64% digunakan untuk perpanjangan sewa outlet lama untuk mendukung ekspansi bisnis perseroan.
Lalu, sekitar 21,37% digunakan untuk renovasi outlet, gudang dan kantor serta sistem otomatisasi dalam rangka mendukung bisnis perseroan untuk penyimpanan persediaan bahan baku yang lebih besar. Sisanya sekitar 65,69% digunakan untuk modal kerja, di antaranya untuk pembelian bahan baku dan biaya biaya pengembangan produk, serta marketing dan branding.
Apalagi pihaknya menyadari ketatnya persaingan pada sektor makanan dan minuman (mamin). Sebutnya seperti Geprek Bensu, Geprek Pangeran, Wong Solo, dan sebagainya.
Baca Juga: Tahun Ini, MPX Logistics (MPXL) Targetkan Pendapatan hingga Rp 222 Miliar
Meski begitu, perseroan optimis dapat menjaga dan meningkatkan kinerjanya melalui strategi yang telah disiapkan.
"Keunggulan dari kami adalah bisnis supply chain-nya," sebutnya.
Menurutnya, bisnis supply chain perseroan telah terintegrasi yang bisa mendukung UMKM di seluruh Indonesia.
"Ini karena cabangnya yang banyak sehingga market kami menjadi target utama," sambungnya.
Kedua, invovasi karena setiap tiga bulan selalu ada produk baru yang menyesuaikan dengan apa yang sedang viral di pasar. Ketiga, gerai yang buka 24 jam dan yang menjadi pembeda dari para kompetitornya.