kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.667.000   5.000   0,30%
  • USD/IDR 16.350   -70,00   -0,43%
  • IDX 6.648   -94,43   -1,40%
  • KOMPAS100 985   -10,71   -1,08%
  • LQ45 773   -11,62   -1,48%
  • ISSI 203   -1,54   -0,76%
  • IDX30 399   -7,38   -1,81%
  • IDXHIDIV20 478   -11,28   -2,30%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 117   -1,24   -1,05%
  • IDXQ30 132   -2,70   -2,00%

Banyak yang Blue Chip, Saatnya Pilih Saham Bank Murah, Tren Harga Turun


Senin, 10 Februari 2025 / 07:38 WIB
Banyak yang Blue Chip, Saatnya Pilih Saham Bank Murah, Tren Harga Turun
ILUSTRASI. Banyak yang Blue Chip, Saatnya Pilih Saham Bank Murah, Tren Harga Turun


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis rekomendasi beli sejumlah saham bank dengan karakteristik blue chip pada Februari 2025 ini. Pasalnya, harga saham blue chip tersebut dalam tren turun, sehingga terlihat lebih murah dibandingkan saat pasar dalam kondisi normal.

Saham blue chip adalah saham lapis satu yang telah berpengalaman lama di pasar modal. Saham blue chip biasanya memiliki nilai kapitalisasi pasar besar dan fundamental kinerja keuangan yang kuat.

Belakangan ini banyak saham blue chip dalam tren melemah akibat aksi lepas saham oleh investor asing. Hal itu juga terjadi pada saham emiten bank-bank kakap di tanah air sehingga membuat tren harga saham emiten perbankan yang masuk indeks Kompas 100 terus terkoreksi sejak awal tahun 2025 secara year to date.

Meski begitu, beberapa saat tren saham emiten bank-bank kakap ini kembali menguat. BBRI misalnya pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (7/2) saham BBRI menguat 1,51% di level Rp 4.030, setelah selama sepekan terkoreksi 5,18%. Di sisi lain secara year to date, saham BBRI telah terkoreksi 1,23%.

Baca Juga: Harga Saham Blue Chip Ini Turun 33% Setahun, Siap-Siap Buyback Rp 3 Triliun

Selanjutnya saham BMRI ditutup menguat 0,98% pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu ke harga Rp 5.150, setelah selama sepekan terkoreksi 11,21%. Sementara secara year to date telah terkoreksi 9,65%.

Sementara BBTN ditutup di zona merah terkoreksi 0,52% ke level Rp 965 pada Jumat lalu, setelah sepekan juga masih berada di zona merah atau terkoreksi 4,46%. 

Lain hal dengan tren BRIS ditutup menguat 4,86% di level Rp 3.020 pada penutupan perdagangan Jumat lalu. Selain itu BRIS tetap bertahan di zona hijau menguat 3,42% selama sepekan.

BBCA sendiri menguat 4,47% di harga Rp 9.350 pada penutupan perdagangan Jumat lalu, setelah selama sepekan tren sahamnya stagnan. Sementara secara Ytd saham BBCA telah terkoreksi 3,36%.

Melihat tren tersebut, Head Online Trading BCA Sekuritas, Achmad Yaki menilai hal ini terjadi karena adanya tekanan Foreign Outflow yang masih besar pada saham-saham emiten bank tersebut. 

Tonton: Pemda Wajib Memiliki Saham Di Keuangan Mikro

Meski begitu, Yaki menilai emiten bank-bank kakap khususnya bank BUMN seperti BBRI, BBNI, dan BMRI masih memiliki bisnis yang kuat, dan tentunya pemerintah dalam hal ini BUMN tidak akan membiarkan kinerja bank-bank tersebut menurun karena kontribusi dari setoran dividennya ke kas negara cukup besar.

“Karena dividen BUMN, di 2023 setoran dividen BUMN sekitar Rp 82,1 triliun dan hingga oktober 2024 perkiraan setoran dividen sudah mencapai Rp 79,7 triliun dengan target Erick Tohir yang pede bisa menembus Rp 90 triliun dalam setahun penuh,” ungkap Yaki kepada Kontan, Minggu (9/2).

Yaki meyakini, dengan Menteri BUMN yang sama, potensi kinerja BUMN khususnya segmen perbankan masih akan baik meski kondisi perekonomian masih kurang bergairah.

Adapun 10 emiten bank besar yang menurut Yaki masih memiliki PBV yang cukup murah di antaranya ada saham BMRI, BBNI, BBCA, BBRI, BDMN, BNGA, BJBR, BBTN, BRIS, dan PNBN.

Yaki merekomendasikan trading buy untuk saham BBCA dengan target terdekat Rp 10.250, dan hold saham BBRI dengan target Rp 4.400, sementara saham BBNI direkomendasikan buy di harga Rp 6.075. Lainnya saham BMRI rekomendasi buy dengan target Rp 7.250, dan BBTN buy dengan target Rp 1.700, dan buy BJBR di harga Rp 1.450.

Sementara itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta membenarkan kalau kinerja harga saham perbankan sudah berada di bawah nilai wajar.

“Ini bisa dicermati untuk akumulatif buy, karena prospek dari emiten bank itu sendiri kedepannya adalah pertumbuhan kredit, tapi seperti apa tentu didukung oleh stabilitas ekonomi yang lebih optimal, sehingga memicu pemrintaan kredit,” ungkap Nafan kepada Kontan.

Nafan menyebut, kebijakan Bank Indonesia dalam pelonggaran moneter kedepan tentu akan memberikan manfaat terhadap industri perbankan, sehingga dapat memperkuat likuiditas perbankan tanah air, tentu efeknya adalah potensi meningkatkan pertumbuhan kredit.

Nafan merekomendasikan untuk akumulatif beli saham BRIS dengan target harga Rp 3.350, saham BBRI rekomendasi beli saat lemah dengan target Rp 4.160, BBNI beli saat lemah dengan target Rp 4.510, BBCA beli saat lemah dengan target Rp 9.525. 

Baca Juga: Harga Saham Pemerintah Berguguran, Cek Saham yang Akan Beri Dividen Besar Tahun 2025

Selanjutnya: Promo PHD Hari Pizza Sedunia 9-10 Februari 2025, Diskon Hingga 50%

Menarik Dibaca: Promo PHD Hari Pizza Sedunia 9-10 Februari 2025, Diskon Hingga 50%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×