Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - MALANG. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) berniat meningkatkan kinerjanya di 2018 dengan fokus pada pengembangan bisnis. Karena itu, emiten perkebunan ini menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 1,8 triliun.
Santosa, Presiden Direktur AALI, mengatakan, jumlah belanja modal tahun ini naik Rp 100 miliar dibandingkan dengan tahun 2017. "Tahun lalu capex kami mencapai
Rp 1,7 triliun," kata dia kepada KONTAN, Kamis (25/1).
Mayoritas sumber dana capex tersebut berasal dari internal perusahaan. Santosa mengaku AALI memiliki dana yang belum terpakai mencapai Rp 1 triliun. Perusahaan ini juga sedang mengkaji rencana penerbitan surat utang senilai US$ 250 juta dengan tenor lima tahun sebagai langkah lain dalam mencari sumber pendanaan.
Alokasi capex terbesar, yakni sekitar Rp 500 miliar hingga Rp 600 miliar, ditujukan untuk pengembangan tanaman belum menghasilkan. Selain itu, anak usaha Grup Astra ini menyediakan dana senilai Rp 250 miliar untuk membangun satu pabrik kelapa sawit baru di kawasan Kalimantan Selatan. Adapun anggaran capex selebihnya digunakan untuk keperluan pembaruan dan perawatan alat-alat mekanik milik AALI.
Perusahaan ini menargetkan pabrik tersebut selesai dan mulai beroperasi pada tahun depan. Pabrik kelapa sawit tersebut diprediksi mampu mengolah 45 ton sawit per jam. "Nanti juga bisa ditingkatkan menjadi 60 ton per jam," ujar Santosa.
Dia menambahkan, pembangunan pabrik kelapa sawit tersebut ditujukan untuk mengolah hasil kebun inti baru yang akan masuk ke usia tanaman menghasilkan di tahun 2019. Di samping itu, pabrik baru nantinya juga berfungsi meningkatkan pasokan tandan buah segar (TBS) dari perkebunan plasma maupun perkebunan mandiri yang ada di sekitarnya.
Fokus kinerja AALI tak hanya berhenti sampai disitu. Perusahaan ini juga tengah menggeber unit usaha barunya, yaitu peternakan sapi. AALI telah mengucurkan dana Rp 150 miliar agar unit usaha tersebut mampu memberi keuntungan yang optimal.
Dana tersebut dialokasikan untuk mengimpor 2.000 ekor sapi dari Australia dan perawatan fasilitas peternakan sapi. Saat ini, AALI sudah memiliki lahan untuk peternakan sapi di kawasan Kalimantan.
Unit usaha peternakan sapi tersebut sudah mulai dikembangkan AALI sejak tahun 2016. Saat itu, emiten kelapa sawit tersebut mulai membangun kandang sapi dan fasilitas penunjang lain di bisnis peternakan sapi.
Memasuki awal tahun 2017, AALI mengimpor sapi dari Australia. Kemudian di Juni tahun lalu, sapi yang diternak perusahaan ini mulai dipasarkan. Hingga akhir tahun kemarin, AALI telah memiliki sekitar 8.000 ekor sapi.
Santosa menekankan, fokus unit usaha peternakan sapi AALI adalah untuk pembibitan dan penggemukan (fattening). Selain itu, limbah ternak berupa kotoran sapi bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kelapa sawit yang dikelola oleh AALI.
Alhasil, terjadi integrasi antara perkebunan sawit dan peternakan sapi. "Kalau hanya impor lalu dijual kembali kurang menguntungkan buat kami," kata Santosa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News