kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   13.000   0,67%
  • USD/IDR 16.394   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.519   54,71   0,73%
  • KOMPAS100 1.061   11,43   1,09%
  • LQ45 797   8,95   1,14%
  • ISSI 254   0,43   0,17%
  • IDX30 415   3,56   0,86%
  • IDXHIDIV20 474   3,32   0,70%
  • IDX80 120   1,29   1,09%
  • IDXV30 124   0,84   0,69%
  • IDXQ30 133   1,35   1,03%

Astra (ASII) Daftarkan Proyek Hijau ke SRN PPI, Akan Diperdagangkan di Bursa Karbon?


Rabu, 16 Juli 2025 / 04:25 WIB
Astra (ASII) Daftarkan Proyek Hijau ke SRN PPI, Akan Diperdagangkan di Bursa Karbon?
ILUSTRASI. PT Astra International Tbk (ASII) mendaftarkan tiga proyek hijaunya Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI)


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. Proyek hijau yang akan masuk bursa karbon bakal bertambah. PT Astra International Tbk (ASII) mendaftarkan tiga proyek hijaunya Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) milik Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

Environment Department Head Astra International Bondan Susilo mengatakan Astra melalui kantor di kawasannya maupun anak usaha telah melakukan pengembangan proyek natural based solutions. 

“Kami ada tiga proyek yang berkaitan dengan natural based solutions dan saat ini masih dalam tahap pendaftaran ke SRN PPI jadi belum dalam status SPE-GRK,” jelasnya, Selasa (15/7). 

Asal tahu saja, setelah resmi terdaftar SRN PPI proyek tersebut bisa saja tak diperdagangkan di IDXCarbon atau hanya transaksikan sebagian saja.

Astra melalui entitas usahanya PT Pamapersada Nusantara, memiliki perusahaan yang bergelut dalam pengelolaan kehutanan, pelestarian lingkungan dan jasa lingkungan bernama PT Pertiwi Nusantara Raya. 

Baca Juga: Intip Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing Sepanjang Pekan Lalu, Ada ASII dan TLKM

Melalui PT Pertiwi Nusantara Raya, Grup Astra memiliki hutan alami dan lahan gambut dengan luas total 127.228 hektare (Ha). Tak hanya itu, ASII juga memanfaatkan lahannya lini agribisnis. 

"Masih tahap pendaftaran sebab natural based solution ini berbeda prosesnya dengan technology based, di mana pembukitan dan perhitungan validasi gram lebih berat," ucap Bondan. 

Selain melalui entitas usaha, ASII juga melakukan kerjasama dengan Social Forestry. Bondan bilang untuk memberdayakan masyarakat lokal dan berkontribusi pada upaya penyerapan emisi karbon.

"Kami bekerja sama dengan potensi melalui Social Forestry, nanti petani bisa mendapatkan hasil panen dan akan ditanami tanaman hutan untuk menyerap karbon. Ini akan kami daftarkan ke SRN PPI," tuturnya. 

Menurutnya, di pasar internasional proyek yang memiliki efek berlapis tinggi akan lebih laku dan harganya tinggi. Maksudnya, tidak hanya mengurangi karbon, tetapi juga mendorong dari aspek sosial. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per tanggal 14 Juli 2025, total volume transaksi yang diperdagangkan sejumlah 1.599,336 ton CO2e senilai Rp 78 miliar sejak 26 September 2025. 

Kemudian harga per unit karbon adalah sebesar Rp 58.800 atau setara US$ 3,6 untuk unit karbon IDTBS. Sementara untuk unit karbon IDTBS-RE. mencapai Rp 61.000 atau setara dengan US$ 3,7. 

Proyek yang didaftarkan sebanyak delapan proyek, terdiri dari PT Pertamina Power Indonesia sebanyak 1 proyek, PT Perkebunan Nusantara IV sebanyak 1 proyek, dan sisanya dari PT PLN Nusantara Power, serta PT PLN Indonesia Power yang tergabung dalam PLN Grup. 

Proyek yang ada merupakan kategori technology based solution (IDTBS) dan berasal dari sektor energi. Kemudian jumlah retirement yang diajukan sebanyak 980.475 ton CO2e.

Baca Juga: PMI Manufaktur Lesu, Astra (ASII) Fokus Perkuat Sinergi Antar Lini Bisnis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×