kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.585.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.365   5,00   0,03%
  • IDX 7.171   16,08   0,22%
  • KOMPAS100 1.060   2,49   0,24%
  • LQ45 834   1,35   0,16%
  • ISSI 214   0,05   0,02%
  • IDX30 430   1,01   0,24%
  • IDXHIDIV20 510   -1,34   -0,26%
  • IDX80 121   0,13   0,11%
  • IDXV30 124   -0,74   -0,59%
  • IDXQ30 141   -0,35   -0,25%

BEI Targetkan Kenaikan Volume Transaksi Bursa Karbon Hingga 750.000 tCO2e di 2025


Senin, 20 Januari 2025 / 13:23 WIB
BEI Targetkan Kenaikan Volume Transaksi Bursa Karbon Hingga 750.000 tCO2e di 2025
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pertumbuhan volume transaksi bursa karbon domestik dan internasional sekitar 500.000 ton - 750.000 ton setara CO2 alias tCO2e di tahun 2025.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pertumbuhan volume transaksi bursa karbon domestik dan internasional sekitar 500.000 ton - 750.000 ton setara CO2 alias tCO2e di tahun 2025.

“Sementara, target pengguna jasa karbon targetnya bertambah 200 pengguna jasa,” ujar Direktur Utama BEI, Iman Rachman saat ditemui usai acara peluncuran perdagangan karbon internasional di Gedung BEI, Senin (20/1).

Sebagai gambaran, berdasarkan data IDXCarbon, volume perdagangan IDXCarbon domestik sebesar 1,131 juta tCO2e sepanjang periode 26 September 2023 - 17 Januari 2024. Nilai perdagangan IDXCarbon tercatat Rp 58,868 miliar, 6 Project Listed Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK), dan 104 pengguna jasa.

Iman menuturkan, raihan itu didorong oleh kontribusi dari perusahaan-perusahan yang terdaftar di BEI dan anak perusahaannya, yang menyumbang sekitar 83% dari total volume perdagangan karbon.

Baca Juga: Setahun Mejeng di BEI, Transaksi Bursa Karbon Terus Mendaki

Namun, BEI belum bisa menyampaikan dari mana saja asal negara para pembeli utama dalam perdagangan karbon internasional. Sebab, BEI tak bisa melihat secara langsung datanya lantaran sebagian besar dari mereka melakukan pembelian lewat investor domestik. 

“Diharapkan perusahaan-perusahaan ini akan terus menjadi contoh, serta menginspirasi perusahaan dan bisnis lain di Indonesia untuk berpartisipasi secara aktif di IDXCarbon,” kata Iman.

Sementara, di hari perdana peluncuran perdagangan karbon internasional, total volume transaksi yang tercatat sebesar 41,822 tCO2e. 

Dari total transaksi perdagangan karbon internasiona yang tercatat itu, ada lima proyek, sembilan pengguna jasa, dan sembilan pembeli dalam perdagangan karbon internasional.

Harga Authorized Indonesian Tech Based Solution atau IDTBSA sebesar Rp 96.000, serta Authorized Indonesian Tech Based Solution Renewable Energy atau IDTBSA-RE sebesar Rp 144.000. Kedua produk tersebut bisa dibeli oleh investor lokal dan asing.

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup sudah menerbitkan 5 juta tCO2e sertifikat Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI). Namun, yang dipasarkan baru sekitar 1,78 juta tCO2e SRN-PPI.

“SRN-PPI ini telah berintegrasi telah interoperabilitas dengan bursa karbon yang diawasi oleh OJK,” ujarnya dalam konferensi pers peluncuran perdagangan karbon internasional di Gedung BEI, Senin (20/1).

Baca Juga: Bursa Karbon Indonesia Bakal Buka Perdagangan Internasional

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, pihaknya menyambut baik dan siap mendukung semua langkah-langkah yang dilakukan oleh kementerian dan lembaga lain untuk produk pengurangan emisi karbon yang akan diperdagangkan di bursa karbon. 

Termasuk, produk dari sektor lain, seperti sektor kehutanan dan tata lahan alias forestry and land use (FOLU). Asal tahu saja, saat ini, produk yang diterbitkan saat ini masih berasal dari sektor energi.

Berkaitan dengan kesiapan di bursa karbon, kata Mahendra, OJK telah melaksanakan seluruh langkah untuk pengaturan dalam rangka pengawasan serta pemantauan yang sudah selesai diterbitkan dan diimplementasikan. 

“Sedangkan untuk infrastruktur ke depan, itu akan dilakukan dengan seksama oleh Bursa Karbon Indonesia, termasuk sistem pencatatan yang berbasis blockchain,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Selanjutnya: Bunga Acuan Turun, Bank BNI Optimis Kredit Konsumer Tumbuh di Atas 13% YoY pada 2025

Menarik Dibaca: Traveloka Bagikan Promo dan Inspirasi Jelang Tahun Baru Imlek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×