kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga Nikel Turun dari Level Tertinggi Dua Bulan Akibat Pelemahan Permintaan


Kamis, 27 April 2023 / 04:52 WIB
Harga Nikel Turun dari Level Tertinggi Dua Bulan Akibat Pelemahan Permintaan
ILUSTRASI. Harga nikel kontrak 3 bulan ini mulai menguat 1,31% dan ditutup US$ 23.646 per ton pada Rabu (26/4).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga kontrak berjangka nikel merangkak turun dari level tertingginya dalam dua bulan, yakni di US$ 25.633 per ton pada 18 April 2023. Berdasarkan data Bloomberg, harga nikel kontrak tiga bulan ke depan di London Metal Exchange (LME) kontrak berjangka nikel merosot 5,04% ke US$ 23.341 per ton pada Selasa (25/4).

Harga nikel di LME ini merosot 8,94% dalam sepekan dari harga tertinggi dua bulan terakhir. Tetapi, harga nikel kontrak 3 bulan ini mulai menguat 1,31% dan ditutup US$ 23.646 per ton pada Rabu (26/4) waktu London atau pada Kamis pagi ini waktu Indonesia.

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, harga nikel tertekan oleh permintaan yang lemah dari China dan Eropa, sedangkan produksi terus meningkat tajam. Merujuk International Nickel Study Group, produksi nikel diperkirakan akan melebihi 3,2 juta ton pada tahun 2023 di tengah output yang lebih tinggi dari Indonesia dan Filipina.

Produksi Indonesia tumbuh hampir 50% dari tahun sebelumnya menjadi 1,58 juta ton pada tahun 2022. 

"Hal ini mendorong pasar nikel global menjadi surplus tahun lalu," ucap Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (26/4).

Baca Juga: Prospek Emiten Nikel Masih Harus Dicermati, Ini Sebabnya

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menambahkan, penurunan harga nikel disebabkan oleh kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga lebih lanjut di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Kondisi ini membuat investor beralih ke aset-aset yang lebih aman.

Di sisi permintaan, kekhawatiran tentang resesi yang melemahkan permintaan terus membuat investor gelisah meskipun China telah membuka kembali dan meningkatkan produksi di beberapa perusahaan pemrosesan. Sementara itu, stok di LME turun lebih dari 40% dari tahun sebelumnya menjadi 43.000 ton pada awal April 2023.

Sutopo memperkirakan, nikel akan diperdagangkan pada US$ 21.408,23 per ton pada akhir kuartal kedua 2023 dan di US$ 18.464,29 dalam waktu 12 bulan. Sementara Lukman memprediksi, harga nikel akan berkisar di US$ 20.000-US$ 22.000 pada akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×