Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Selasa (4/4), setelah data ekonomi yang melemah memperburuk kekhawatiran bahwa kampanye Federal Reserve untuk mengendalikan inflasi dapat menyebabkan resesi.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 198,77 poin atau 0,59% ke 33.402,38, S&P 500 turun 23,91 poin atau 0,58% ke 4.100,60 dan Nasdaq Composite turun 0,52% ke level 12.126,33.
Dari 11 sektor S&P 500, tujuh sektor turun, dipimpin oleh penurunan sektor industri yang melemah 2,25%, dan diikuti sektor energi yang melemah 1,72%.
Baca Juga: Wall Street Tergelincir Setelah Data Ekonomi AS yang Lemah, Selasa (4/4)
Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 10,3 miliar saham dengan rata-rata 12,8 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Indeks utama Wall Street turun karena data ekonomi menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan AS pada Februari turun ke level terendah dalam dua tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja melemah, sementara pesanan pabrik turun dalam dua bulan berturut-turut.
Data yag dirilis pada Senin juga menunjukkan melemahnya aktivitas manufaktur AS.
"Jumlah lowongan pekerjaan menurun, yang membuat orang khawatir perekrutan berjalan terlalu lambat, dan itu akan berdampak buruk bagi perekonomian. Hal itu menimbulkan ketakutan resesi," kata Sal Bruno, Chief Investment Officer di IndexIQ di New York.
Baca Juga: Wall Street Menguat Pada Senin (3/4), Saham Tesla Menekan Nasdaq
Saham bank terpukul setelah CEO JPMorgan Chase & Co Jaime Dimon memperingatkan dalam sebuah surat kepada pemegang saham bahwa krisis perbankan AS sedang berlangsung dan dampaknya akan terasa selama bertahun-tahun.
Saham Bank of America dan Wells Fargo & Co turun lebih dari 2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News