kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Arah angin saham konstruksi BUMN mulai berbalik


Rabu, 12 April 2017 / 19:42 WIB
Arah angin saham konstruksi BUMN mulai berbalik


Reporter: Herry Prasetyo, Klaudia Molasiarani | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Setelah cukup lama ditunggu investor, saham emiten konstruksi BUMN akhirnya mulai naik daun. Pada perdagangan hari ini, Rabu (12/4), saham emiten konstruksi pelat merah berhasil mencuri perhatian pelaku pasar.

Harga saham empat emiten pelat merah pada hari ini melonjak cukup signifikan. Harga saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), misalnya, melonjak 9,26% menjadi Rp 2.360 per saham pada perdagangan hari ini. Dibuka di harga Rp 2.180 per saham, harga saham ADHI sempat menyentuh Rp 2.380 per saham. Nilai perdagangan saham ADHI hari ini mencapai Rp 149,39 miliar dengan volume sebanyak 64,78 juta saham. Investor asing mencatatkan beli bersih alias net buy senilai Rp 8,39 miliar.

Di posisi kedua, ada saham PT Wijaya Karta Tbk (WIKA) yang mengukir kenaikan harga sebesar 7,76% pada hari ini menjadi Rp 2.360 per saham. Menjelang akhir perdagangan, harga saham WIKA malah sempat menyentuh posisi Rp 2.370 per saham. Hingga perdagangan usai, nilai perdagangan saham WIKA mencapai Rp 124,4 miliar dengan volume sebanyak 53,79 juta saham. Dari total nilai perdagangan tersebut, net buy investor asing sebesar Rp 35,63 miliar.

Posisi ketiga ditempati saham PT PP Tbk (PTPP) yang mencetak kenaikan harga sebesar 6,96% menjadi Rp 3.380 per saham. Sepanjang perdagangan hari ini harga saham PTPP bergerak dari Rp 3.160 per saham pada saat pembukaan hingga Rp 3.420 per saham menjelang penutupan perdagangan. Nilai perdagangan saham PTPP hari ini mencapai Rp 164,39 miliar. Investor asing mencetak beli bersih senilai Rp 67,49 miliar.

Sementara saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) naik 4% menjadi Rp 2.340 per saham. Dibuka di posisi Rp 2.250 per saham, harga saham WSKT sempat menyentuh Rp 2.380 per saham. Total nilai perdagangan saham WSKT hari ini sebesar Rp 50,66 miliar. Investor asing mencatatkan net buy Rp 9,26 miliar.

Kenaikan harga saham keempat emiten BUMN tersebut meletupkan optimisme investor, terutama investor yang memegang saham WIKA, PTPP, dan WSKT. Maklum, di tengah tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus mencoba mencetak rekor tertinggi baru, pergerakan ketiga saham tersebut masih jauh tertinggal.

Setelah sempat mengukir rekor baru di posisi 5.680 pada Kamis (6/4) lalu, pergerakan IHSG di pekan ini memang mengalami koreksi. Hari ini, Rabu (12/4), IHSG masih berada di posisi 5.644. Dihitung sejak awal tahun, IHSG masih menguat 6,56%.

Toh, kecuali ADHI, kenaikan harga ketiga saham emiten konstruksi lainnya masih jauh tertinggal meski hari ini mencatat lonjakan harga. Dibandingkan awal tahun, harga saham WIKA pada hari ini tak berubah. Harga saham PTPP, dihitung sejak awal tahun, justru masih tercatat turun 11.29%. Sementara harga saham WSKT minus 8,24%.

Padahal, secara fundamental, kinerja ketiga emiten tersebut tergolong cemerlang. PTPP, misalnya, sepanjang tahun lalu membukukan laba bersih sebesar Rp 1,02 triliun. Dibanding tahun sebelumnya, laba bersih PTPP tumbuh mencapai 38,3%. “Sejak 2012, rata-rata laba bersih PTPP tumbuh di atas 30%,” ungkap  Agus Purbianto, Direktur Keuangan PTPP.

Kenaikan laba WIKA malah jauh lebih tinggi. Tahun lalu, WIKA meraup laba bersih Rp 1,02 triliun. Ketimbang tahun sebelumnya, laba bersih WIKA melonjak hingga 161,88%. Sedang WSKT mencetak pertumbuhan laba bersih 62,86% menjadi Rp 1,71 triliun.

Kenaikan laba tersebut membikin ketiga emiten jorjoran membagikan dividen kepada pemegang saham. Masing-masing emiten membagi dividen sebesar 30% dari perolehan laba bersih. Toh, pembagian dividen tak mampu mengangkat harga saham ketiga emiten.

Setiap investor saham tentu sudah paham, pada akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen alias cum dividen, harga saham emiten biasanya naik. Maklum, minat beli investor meningkat lantaran ingin terciptrat berkah dividen. Namun, kecuali PTPP, harga saham WIKA dan WSKT justru berakhir di zona merah pada hari cum dividen.

Ariandi Siregar mengakui, harga saham hampir semua perusahaan konstruksi milik pemerintah terkoreksi sejak awal tahun. Meski begitu, Sekretaris Perusahaan WSKT ini meyakini, fundamental perusahaannya sangat baik sehingga akan ada pergerakan positif yang signifikan terhadap saham WSKT dalam waktu dekat.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×