Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) akhirnya melunasi utangnya. Perusahaan penyedia jasa pengeboran minyak dan gas bumi ini telah melunasi utang senilai US$ 105,6 juta kepada sindikasi bank yang dipimpin Natixis Banques Populaires (Natixis).
Sumber dana pelunasan utang itu berasal dari fasilitas pembiayaan kembali alias refinancing senilai US$ 70 juta atau sekitar Rp 686 miliar. Apexindo memperoleh dana tersebut pada Selasa (14/10) berkat bantuan Goldman Sachs yang mencarikan fasilitas tersebut.
Selain itu, Apexindo mengambil duit dari kantongnya sendiri senilai US$ 35,6 juta. "Dana tersebut sudah di tangan dan kami sudah melunasi semua," ujar Presiden Direktur Apexindo Hertriono Kartowisastro kepada KONTAN, kemarin (16/10).
Sekadar catatan, awalnya, Apexindo berutang US$ 125 juta kepada konsorsium kreditur yang dipimpin Natixis. Anggota konsorsium kreditur itu meliputi UOB Singapura, Standard Chartered Singapura, Goldman Sachs, Natexis Singapura, dan hedge fund Hong Kong PMA.
Utang itu mengucur pada awal 2007, dan mestinya jatuh tempo pada 2010. Apexindo menggunakannya untuk membiayai proyek rig jack up Soehanah.
Singkat cerita, beberapa waktu lalu, APEX telah mencicil utang sekitar US$ 19,4 juta. Jadi, tersisa utang US$ 105,6 juta.
Belakangan, Natixis dan kawan-kawan, meminta Apexindo melunasi utang sisa tersebut, meskipun masa jatuh tempo nya pada 2010. Alasannya, Natixis tidak ingin meneruskan komitmen pinjamannya lagi sehubungan masuknya pemegang saham pengendali baru ke Apexindo. "Kami dan pemegang saham baru juga sudah menyiapkan untuk mencari pendanaan jauh-jauh hari," kata Hertriono.
Seperti diketahui, PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) telah menjadi pemegang saham pengendali baru Apexindo. MIRA membeli 79,78% saham Apexindo dari PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan Encore International Ltd pada bulan lalu.
Apexindo juga baru saja membeli satu unit floating production, storage and offloading (FPSO) dari Mira International Holdings Pte. Ltd. Nilai pembelian FPSO dari induk usahanya ini mencapai US$ 90 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News