kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Sebelum Akhir Tahun, Apexindo Berencana Stock Split


Selasa, 07 Oktober 2008 / 18:59 WIB
Sebelum Akhir Tahun, Apexindo Berencana Stock Split
ILUSTRASI. Konsumen meninjau perumahan di Tangerang Selatan, Kamis (4/6). Kredit yang disalurkan perbankan mengalami perlambatan pada April 2020. Salah satunya pertumbuhan kredit konsumsi pada April 2020 melambat dari 5,4 persen yoy pada bulan sebelumnya menjadi 4,1


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meski kondisi pasar modal masih belum ada tanda-tanda membaik, PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) berencana untuk tetap menggelar aksi korporasi sebelum akhir tahun ini. Perusahaan penyedia jasa minyak dan gas yang baru berganti pemilik bulan lalu ini bakal memecah nilai sahamnya atawa stock split.

"Kapitalisasi pasar Apexindo besar, tapi pemegang sahamnya tidak terlalu banyak, makanya kita ingin meningkatkan likuiditas pasar," kata Direktur Apexindo Tito Sulistio, hari ini (7/10). Namun, belum diketahui secara pasti berapa besaran pemecahan saham karena masih dalam proses perhitungan.

Hari ini, harga saham Apexindo berada pada level Rp 2.250 per saham. Dengan total saham sebesar 2,66 miliar unit, saat ini nilai kapitalisasi pasar APEX mencapai Rp 5,98 triliun. Meski pasar sedang turun, Tito mengatakan tidak akan menunda proses pemecahan nilai saham ini. Rencana stock split ini akan dilakukan sebelum tahun 2008 berakhir.

Agar urusannya lancar, APEX berencana meminta restu para pemegang saham atas rencana stock split ini pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 13 November 2008 nanti. Selain meminta persetujuan stock split, APEX juga akan meminta persetujuan untuk membeli aset berupa satu unit floating production storage and offloading (FPSO), berikut kontrak kerja yang sedang berjalan dari Mira International Holdings Pte Ltd.

Menurut Tito, transaksi tersebut mengandung benturan kepentingan. “Makanya harus ada persetujuan pemegang saham," katanya. Nilai pembelian aset tersebut diperkirakan membutuhkan dana sekitar US$ 90 juta. Dengan pembelian FPSO tersebut, APEX bisa menjadi penyedia jasa pengeboran (drilling) dan produksi minyak di lepas pantai.

Selain itu, dalam RUPSLB itu, APEX juga akan meminta persetujuan atas rencana perusahaan untuk memperoleh pinjaman dengan menjaminkan sebagian besar aktiva perseroan. "Persetujuan untuk pinjaman ini tidak secara spesifik menyebut untuk pembelian FPSO," kata Sekretaris Perusahaan Apexindo Ade Satari. Karena pinjaman ini juga bisa dipakai untuk persiapan kalau kreditur yang meminjami dana Apexindo meminta kreditnya dilunasi.

Memang, setelah adanya pergantian pemegang saham pengendali APEX, pihak kreditur berhak meninjau kembali pinjaman yang sudah disalurkan ke Apexindo. Dengan demikian, pihak kreditur boleh meneruskan pinjaman atau sebaliknya. Untuk mengantisipasi jika kreditur ingin menutup pinjaman, maka APEX sudah bersiap-siap meminta persetujuan pemegang saham untuk mengajukan pinjaman baru.

Tito mengatakan, saat ini APEX sedang menjajaki pinjaman dari satu pihak asing dan satu pihak dalam negeri. Namun, ia masih enggan mengungkap kreditur yang sedang didekati. Yang pasti, lanjut Tito, sampai saat ini belum ada keputusan terakhir soal pinjaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×