Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Yudho Winarto
Yosua menambahkan tahun ini harga ayam juga akan lebih stabil 30% dibanding tahun lalu. Lalu dengan adanya suntikan modal sekitar Rp 700 miliar dari Kohlberg Kravis Roberts (KKR), perusahaan investasi global yang juga memiliki saham JPFA 10,44% akan membuat struktur permodalan perseroan menjadi semakin kuat
"Dengan modal tersebut perusahaan akan melunasi utang dan bisa memudahkan JPFA untuk berekspansi di tahun depan," jelas Yosua.
Dengan modal yang kuat, kemungkinan produsen nugget ayam merek So Good tersebut tidak akan begitu terpengaruh dengan harga jual ayam dan harga pakan yang naik turun. Lalu dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin baik, diharapkan permintaan akan ayam naik.
Di sisi lain, Yosua mengatakan inflasi yang masih cukup rendah membuat pengeluaran atau pembelanjaan uang masyarakat tidak terlalu tinggi. Artinya daya beli masyarakat belum pulih sehingga harus disikapi dengan bijak oleh perusahaan.
Lalu persaingan usaha juga semakin ketat, banyak pemain di bidang usaha ayam potong selain JPFA yang bisa saja sewaktu-waktu menggerus pangsa pasar perusahaan.
"Hati-hati juga terhadap aksi penggelembungan suplai ayam yang bisa membuat harga ayam turun lagi," katanya.
JPFA juga berencana untuk menggelar right issue senilai Rp 1,5 triliun di kuartal satu tahun depan. Menurut Michael manajemen akan menggunakan dana sekitar Rp 702 miliar untuk melunasi utang bank jangka pendek dengan suku bunga 9 - 12,5%.
"Ini harusnya bisa menurunkan net gearing 60,8% di tahun depan dari net gearing 105,6% di tahun 2015," ujar Michael.