Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) tersiram sentimen positif. Investor baru segera masuk emiten pakan ini. KKR Jade Investment Pte Ltd yang terafiliasi dan dimiliki Kohlberg Kravis Roberts & Co LP (KKR) membeli 10,44% saham JPFA.
KKR Jade akan menyuntik modal ke JPFA senilai Rp 701,70 miliar lewat pembelian saham baru dengan mekanisme private placement. KKR Jade juga membeli sebagian kecil saham pemegang saham mayoritas JPFA.
Norman Choong, Analis RHB, dalam riset mengungkapkan, masuknya KKR akan membuat pertumbuhan JPFA makin positif. Norman menghitung, penambahan saham baru ini akan mendilusi earning per share sebesar 7%.
Beban bunga akan berkurang karena JPFA akan melunasi sebagian utang. Perseroan akan menggunakan dana private placement ini untuk menurunkan utang, investasi, modal kerja dan kebutuhan lain. Norman memprediksi, laba bersih JPFA akan tumbuh 9,6% tahun ini.
Menurut Christian Saortua, Analis Minna Padi Investama, dampak jangka pendek setelah JPFA menerima dana dari KKR adalah penguatan struktur modal. "Tambahan dana segar dapat membantu pendanaan perusahaan untuk merealisasikan belanja modal Rp 712 miliar tahun ini," kata Christian.
Di sisi lain, masuknya KKR diharapkan dapat membantu perusahaan memperkuat jaringan operasional secara internasional dan pendanaan. KKR saat ini memiliki beberapa afiliasi di industri makanan Indonesia dan relasi ini diharapkan membawa sinergi positif ke dalam bisnis JPFA.
"Tahun ini sentimen JPFA belum ada yang signifikan, kecuali peningkatan kapasitas produksi," kata Christian.
Risiko JPFA menurut Christian ada dua. Pertama regulasi pemerintah tentang pemasukan, peredaran, dan pengawasan anak ayam usia sehari alias day old chick (DOC).
Kedua, fluktuasi kurs rupiah. Pengaruh rupiah bagi JPFA memang terhitung tinggi. Pada kuartal pertama tahun lalu, JPFA harus menanggung rugi kurs Rp 177,53 miliar. Di tahun ini, JPFA justru mencatat keuntungan kurs sekitar Rp 127,54 miliar.
Kerugian kurs inilah yang menjadi salah satu penyebab JPFA mencetak rugi di kuartal pertama tahun lalu.
Yosua Zisokhi, Analis MNC Sekuritas mengatakan, investasi yang masuk akan menghasilkan efek jangka panjang bagi JPFA. Dalam jangka pendek, bisnis Japfa masih akan tergantung kondisi ekonomi domestik dan kebijakan pemerintah.
Tapi, Yosua memperkirakan pendapatan JPFA bisa tumbuh hingga 20% tahun ini. Nilai tukar rupiah yang cenderung lebih stabil ketimbang tahun lalu menjadi salah satu pemicu pertumbuhan.
"Harga ayam yang meningkat juga menjadi sentimen positif," kata Yosua.
Yosua merekomendasikan buy saham JPFA dengan target harga Rp 1.175. Christian merekomendasi hold dengan target harga Rp 1.200 sampai akhir tahun. Norman merekomendasikan buy saham JPFA dengan target Rp 1.150.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News