kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis prediksi harga minyak dunia berpotensi kembali rebound, ini pertimbangannya


Senin, 20 April 2020 / 14:20 WIB
Analis prediksi harga minyak dunia berpotensi kembali rebound, ini pertimbangannya
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Drilling rigs operate at sunset in Midland, Texas, U.S., February 13, 2019. REUTERS/Nick Oxford/File Photo


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah terus-terusan berada dalam tekanan dan sentimen negatif, minyak dunia diprediksi akan mendapat sentimen positif. Sentimen negatif terbaru yang baru saja menekan minyak dunia, khususnya jenis West Texas Intermediate (WTI) adalah peningkatan jumlah kilang minyak yang terisi dan terhambatnya proses penyulingan.

Imbas dari sentimen negatif tersebut, merujuk Bloomberg, minyak WTI kontrak pengiriman Mei 2020 di Nymex berhasil menyentuh level US$ 14,91 pada pukul 13.00 WIB. Level tersebut sekaligus menjadi level terendahnya sejak 2001 silam.

Baca Juga: Harga minyak WTI anjlok ke level terendah dalam dua dekade terakhir, ini kata analis

Meski demikian, analis Monex Investindo Futures Faisyal menyebut ada sedikit harapan harga minyak dunia WTI akan mengalami rebound. Faktor pertama menurut Faisyal adalah berakhirnya minyak WTI kontrak Mei dan diganti dengan kontrak Juni.

“Dengan berakhirnya kontrak Mei, maka harga yang akan digunakan nantinya adalah minyak WTI kontrak pengiriman Juni 2020 yang dari segi harga lebih baik. Walau fundamentalnya sama, harga kontrak Juni ada kisaran level US$ 23 per barel,” terang Faisyal kepada Kontan.co.id, Senin (20/4).

Asal tahu saja, harga minyak WTI kontrak Juni akan mulai berlaku pada Rabu (22/4) besok.

Baca Juga: Harga minyak WTI anjlok ke US$ 14 dan bisa berlanjut kuartal II

Selain sentimen bergantinya kontrak aktif, Faisyal menambahkan sentimen positif lain akan datang dari Amerika Serikat (AS). Lebih lanjut, sentimen ini setidaknya akan membantu harga minyak WTI saat ini untuk rebound dan sekaligus menjadi bantalan agar harga tidak semakin jatuh.

“Didorong oleh faktor akan adanya penurunan jumlah rig aktif di AS dan rencana Donald Trump untuk kembali membuka ekonomi di AS. Kedua faktor ini bisa menjadi katalis positif bagi komoditas minyak,” tambah Faisyal.

Baca Juga: Trader minyak asal Singapura Hin Leong mengaku rugi US$ 800 juta

Kendati demikian, fundamental minyak dinilai Faisyal masih akan tertekan selama permasalahan supply dan demand belum kunjung usai. Pasalnya kebijakan pemangkasan produksi tak menunjukkan taringnya dalam menyeimbangkan kondisi tersebut.

“Oleh sebab itu, support minyak dunia untuk kontrak Juni akan berada di level US$ 22,70 dan US$ 22,00 per barel. Sedangkan resistance-nya akan berada di level US$ 24,80 dan US$ 25,80 per barel,” tandas Faisyal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×