Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
Selain sentimen bergantinya kontrak aktif, Faisyal menambahkan sentimen positif lain akan datang dari Amerika Serikat (AS). Lebih lanjut, sentimen ini setidaknya akan membantu harga minyak WTI saat ini untuk rebound dan sekaligus menjadi bantalan agar harga tidak semakin jatuh.
“Didorong oleh faktor akan adanya penurunan jumlah rig aktif di AS dan rencana Donald Trump untuk kembali membuka ekonomi di AS. Kedua faktor ini bisa menjadi katalis positif bagi komoditas minyak,” tambah Faisyal.
Baca Juga: Trader minyak asal Singapura Hin Leong mengaku rugi US$ 800 juta
Kendati demikian, fundamental minyak dinilai Faisyal masih akan tertekan selama permasalahan supply dan demand belum kunjung usai. Pasalnya kebijakan pemangkasan produksi tak menunjukkan taringnya dalam menyeimbangkan kondisi tersebut.
“Oleh sebab itu, support minyak dunia untuk kontrak Juni akan berada di level US$ 22,70 dan US$ 22,00 per barel. Sedangkan resistance-nya akan berada di level US$ 24,80 dan US$ 25,80 per barel,” tandas Faisyal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News