Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten telah berkomitmen bakal membeli kembali (buyback) saham. Sejauh ini baru PT Ace Hardware Tbk (ACES) yang telah mengumumkan realisasi buyback sebesar Rp 4,89 miliar.
Meski daftar emiten yang akan melakukan buyback terus bertambah panjang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap terus mengalami tekanan. Pada perdagangan hari ini IHSG ditutup di level 4.105,42 atau turun 34,83% year to date (ytd)
Analis Henan Putihrai Liza Camelia berpendapat diperlukan katalis positif yang kuat untuk bisa membuat IHSG tumbuh positif, misalnya kabar tentang penemuan vaksin Covid-19. Sementara itu kebijakan buyback, dana pensiun, trading halt atau pembatasan auto reject bawah hanya dapat menahan penurunan harian namun belum bisa membatasi penurunan untuk jangka menengah.
Baca Juga: Sudah ada 36 emiten berkomitmen buyback dengan anggaran sekitar Rp 14,67 triliun
Sebab, IHSG dipengaruhi kuat oleh sentimen-sentimen di pasar dan kepercayaan investor.
"Ketika pasar dihujani dengan sentimen negatif kuat seperti corona, maka investor akan memiliki kecenderungan untuk melepas sahamnya," ujar Liza kepada Kontan.co.id, Rabu (18/3).
Sejatinya, menurut Liza, keputusan emiten untuk melakukan buyback dapat meningkatkan kepercayaan investor di pasar. Namun, penguatan IHSG ini tidak hanya dapat didorong oleh optimisme pasar saja, buyback harus benar-benar direalisasikan.
"Semakin banyak emiten yang melakukan buyback, apalagi saham yang termasuk ke dalam top 10 market cap akan mendorong signifikansi dampak dari aksi buyback terhadap IHSG," jelas dia.
Efektivitas buyback juga dipengaruhi oleh likuiditas saham di bursa, yaitu emiten dengan tingkat free float yang besar. Sementara surat edaran OJK sejauh ini bersifat opsi bukan kewajiban. Alhasil emiten hanya akan melakukan buyback bila menguntungkan yaitu harga saham murah, prospek fundamental yang baik serta mempunyai arus kas yang memadai.
Dalam periode tersebut, investor juga tetap harus jeli apabila tertarik membeli saham yang melakukan buyback. Pertama, investor bisa memilih saham yang penurunan secara year-to-date paling dalam.
Baca Juga: Bumi Serpong Damai (BSDE) anggarkan dana sebesar ini untuk buyback saham
Kedua, pilih perusahaan dengan kas dan setara kas dalam jumlah besar sehingga memiliki likuiditas internal yang kuat.
Ketiga perhatikan persentase anggaran dana untuk buyback terhadap total kas dan setara kas.
"Semakin kecil persentase tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan yang kuat dalam mengeksekusi buyback serta menjaga likuiditas internal perusahaan," jelas Liza.
Dus emiten yang disarankan adalah emiten yang memiliki fundamental kuat dan bersifat defensif seperti ICBP, TLKM, UNVR, dan GGRM. Selain itu, emiten-emiten dari sektor telekomunikasi dan consumer staple (bahan pokok) dapat menjadi pilihan karena adanya tren work from home. Dengan tren tersebut diperkirakan kebutuhan data meningkat dan masyarakat juga akan tetap memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti makanan dan sabun.
"Emiten lain yang dapat menjadi pilihan adalah emiten yang berencana melakukan buyback dengan nominal yang besar," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News